MajalahKebaya.com, Jakarta – Menorehkan kesuksesan dengan rangkaian pencapaian yang membanggakan membutuhkan proses panjang dan perjuangan termasuk kemampuan beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan segala bentuk perubahan. Erlinawati, S.H.,M.A.P, perempuan kelahiran Nanga Bunut, 17 Mei, yang akrab disapa Cuna, meyakini bahwa dalam mengembangkan prinsip, budaya kerja dan nilai-nilai kepemimpinan yang diterapkan dibutuhkan kemauan untuk membangun tim dengan semangat kekeluargaan.
Seseorang boleh saja menjadi pemimpin atau atasan bagi staf dan karyawan, namun perlu diingat bahwa kesuksesan yang dicapai tidak terlepas dari peran besar tim yang saling mendukung. Bahkan dapat dikatakan baik buruk, hal-hal negatif atau kelemahan yang lebih memahami adalah mereka yang terlibat dalam proses sehari-hari.
Hal-hal itulah yang telah dirasakan Cuna dalam menjalankan beragam karier dan organisasi. Ia bersyukur mendapatkan kepercayaan untuk terlibat aktif di berbagai kelompok di antaranya sebagai Ketua TP PKK 2 Periode (2010-2015, 2016-2021), Ketua Dekranasda Kab-Kapuas Hulu 2 Periode (2010-2015, 2016-2021), Bunda Paud Kab Kapuas Hulu 2 Periode (2010-2015, 2016-2021), Anggota DPRD Kab Kapuas Hulu (2014-2019), Anggota DPD RI Perwakilan Prov Kalimantan Barat (2019-2024), Ketua DPD Tiara Kusuma Prov Kalimantan Barat (2020-2025), Ketua Umum BKOW Prov Kalimantan Barat. Anggota KPPRI (2019-2024) dan Ketua Pelti Kab Kapuas Hulu (2020-2025).
Cuna yang merupakan istri dari A.M Nasir, S.H, Bupati Kabupaten Kapuas Hulu 2 Periode 2010-2021, mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan yang lain adalah bekerja dengan cepat, cermat dan memenuhi target. Terlebih dalam karier politik yang bergerak secara dinamis dalam hitungan detik. Selain itu, politik juga bekerja dalam 24 jam, 7 hari dalam seminggu sehingga diperlukan respon cepat dan tanggap dalam bekerja dan menyikapi isu. Diperlukan tim yang lebih banyak agar pekerjaan dapat ditangani dengan maksimal, jika prinisp kekeluargaan yang dibina maka staf dan karyawan tidak merasa terbebani.
Selanjutnya adalah kerja keras, disiplin dan selalu membangun jejaring atau silaturahmi. Ketiga hal ini boleh dikatakan sebagai prinsip operasional setelah prinsip di atas, karena kerja keras, dispilin dan jejaring adalah prinsip yang menggerakan harapan, cita-cita serta tujuan agar dapat tercapai.
“Tidak ada pekerjaan sukses jika tidak disertai kerja keras dan kerja keras harus diikuti dengan disiplin atau konsistensi. Meski sedikit atau hal kecil yang dilakukan jika disertai kerja keras dan disiplin pasti akan membuahkan hasil. Dengan silaturahmi kita banyak mendapatkan informasi, peluang dan kesempatan serta memperbanyak rezeki. Saat ini silaturahmi tidak saja dilakukan secara fisik, tetapi juga dapat dilakukan virtual dengan bantuan kecanggihan teknologi dan informasi.”
Peran keluarga menjadi motivasi dan pendukung kuat bagi Cuna, sehingga ia berhasil meraih kesuksesan. Tanpa keluarga, ia tidak akan berada dalam posisi seperti sekarang ini. Tanpa dorongan, dukungan, perhatian dari keluarga, ia tidak akan mampu berdiri tegak mengatasi segala bentuk tantangan.
Terinspirasi Sosok R.A. Kartini. Selama menjalani karier pekerjaan dan memiliki semangat juang untuk melangkah hingga posisi saat ini, Cuna terinspirasi sosok R.A Kartini. Menurutnya, R.A. Kartini merupakan sosok perempuan Pahlawan Indonesia yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan. Cita-cita luhur beliau di masa penjajahan yang ingin menghapuskan penderitaan kaum perempuan. Di kala itu perempuan selalu menjadi potret yang tragis yang tidak memiliki kebebasan, hak untuk mengenyam pendidikan yang tinggi juga ketimpangan hak lainnya yang tidak diberikan kepada kaum perempuan dibandingkan dengan kaum laki-laki saat itu.
Atas perjuangnya, dalam kondisi yang sangat sulit R.A. Kartini mengemukakan pemikiran-pemikiran yang mendobrak tradisi yang menghambat kaum perempuan. Ia ingin perempuan masa depan yang lebih maju, bebas, cemerlang dan merdeka memiliki kesetaraan yang sama dengan kaum laki-laki. Saat ini perempuan Indonesia bisa menikmati apa yang dirasakan melalui berbagai kemerdekaan dan keseteraan yang sama dengan kaum laki-laki.
“Berdasarkan kisah, kiprah dan perjuangan beliaulah saya pun memiliki cita-cita yang sama dalam keberadaan dan peran yang saya emban saat ini, agar saya dapat memberikan kontribusi dalam membantu kaum perempuan terutama khususnya kaum perempuan yang berada di daerah Provinsi Kalimatan Barat agar terus maju, merdeka, berdikari, berprestasi dan mencetak berbagai karya dalam bidang profesinya masing-masing.”
Saat ini, diungkapkan Cuna, kaum perempuan dalam posisi apapun diharapkan tetap kuat agar dapat menjadi figur benteng baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun lingkungan yang cakupannya lebih luas tempat di mana bernaung. Tujuannya agar dapat memberi energi yang positif bagi lingkungan sekitar untuk selalu berjuang di tengah kondisi sulit seperti halnya bagaimana sosok R.A. Kartini yang menginspirasi dan berjuang untuk perempuan Indonesia.
Beradaptasi dengan Pandemi. Lulusan Pascasarjana Jurusan Administrasi Publik Universitas Tanjungpura yang hobi menyanyi, olahraga tenis lapangan, voli dan tenis meja ini, berusaha menghadapi situasi pandemi dengan cara-cara positif. Selama beraktivitas ia tetap mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Untuk mendukung kegiatan atau aktivitas kerja, Cuna fokus memanfaatkan teknologi informasi dalam melakukan aktivitas karier, misalnya pertemuan atau rapat menggunakan Google Meet, Zoom Meeting dan lain-lain.
Selama pandemi, Cuna lebih banyak berdiam diri di rumah. Menurutnya ini merupakan moment yang harus dimanfaatkan untuk merekatkan kembali hubungan keluarga yang selama ini disibukkan dengan aktivitas masing-masing, mengingatkan untuk selalu bersyukur, berbagi, sekaligus berkontemplasi agar dapat menjalani karier lebih tenang dan nyaman, memberikan kesempatan untuk terus berinovasi, berkreativitas dan juga menyalurkan hobi yang tidak sempat dilakukan karena kesibukan sehari–hari.
Di masa sulit seperti ini, ibunda dari Dayang Anaya Salsabila (Mahasiswa S1 Kedokteran di Universitas Yarsi), Abang Muhammad Yasir (Mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta), Abang Muhammad Affan (Siswa SMA di Jakarta), Abang Muhammad Izal Uzma (Siswa SD di Provinsi Kalimantan Barat) dan istri dari A.M Nasir, S.H yang saat ini sebagai Ketua DPW Partai PPP Provinsi Kalimantan Barat, mengembalikan segala sesuatu yang terjadi kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena selembar daun yang jatuh saja tidak akan terjadi tanpa seizin-Nya. Segala yang didapatkan hari ini, ke depan dan telah berlalu adalah titipan-Nya, sehingga krisis yang ada dapat menjadikan lebih kuat, sabar, terlatih dan selalu berpikir positif bahwa akan selalu ada pelangi di akhir hujan. Cuna berusaha melakukan evaluasi kotemplasi atau tafakur diri terhadap apa yang telah dilakukan selama ini.
“Tidak penting berapa kali Anda jatuh, yang penting berapa kali Anda berdiri ketika jatuh. Artinya jatuh bangun dalam karier atau profesi adalah dinamika yang tidak bisa terhindarkan, ia selalu berdampingan, sunatullah. Sehingga jangan berputus ketika ada krisis, terus bangun, berjalan dan berlari agar kita sampai ke tujuan yang kita cita-citakan.”
Intinya jika krisis terjadi yakinlah badai pasti berlalu, dekatkan hati kepada-Nya, bersama keluarga, ubah mindset negatif menjadi positif. Keluarga sebagai pendorong, semangat dan motivasi untuk berkembang dan maju, termasuk ketika dalam keadaan terpuruk atau krisis keluarga jugalah yang menjadi penyemangat, menjadi oase ditengah gurun.
Upaya Hadapi Pandemi. Sebagai Wakil Rakyat, Cuna berusaha membantu masyarakat agar dapat mengatasi dan melewati masa pandemi dengan mensosialisasikan, menghimbau dan mengajak seluruh kompenenon masyarakat untuk tetap menggunakan dan mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Cuna juga mengajak masyarakat untuk mensosialisasikan, menghimbau dan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut melakukan vaksinasi agar kita secara bersama dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Selain itu ada sejumlah kegiatan yang dilakukan sebagai Anggota DPD RI bersama BKOW Kalimantan Barat yaitu membagikan masker, hand sanitizer dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, memberikan semangat, motivasi kepada masyarakat secara luas terutama agar tetap kuat, sabar dan segera bangkit dari dampak Covid-19 dan mendampingi UMKM agar tetap melakukan aktivitas selama pandemi dengan terus melakukan inovasi dan kreativitas.
Sesungguhnya sudah banyak saran, pendapat, pertimbangan yang dilakukan oleh para pakar terutama di bidang kesehatan dalam rangka mengakhiri pandemic Covid-19. Namun ada beberapa langkah yang menjadi solusi agar bisa secepatnya terbebas dari pandemi dan kembali pulih menjalankan aktivitas secara normal yaitu hanya ada Satu Tim, Badan atau Satgas yang memiliki mewenang mengeluarkan kebijakan tentang Covid-19.
Selama ini memang sudah ada Satgas Nasional, namun karena banyaknya Kementerian atau Lembaga bahkan Pemerintah Daerah yang mengelurakan kebijakan C-19 akhirnya terjadi ketidakjelasakan aturan di lapangan, tumpang–tindih yang mengakibatkan lemahnya penegakan hukum. Covid-19 adalah virus, sesuatu yang kasat mata dan berada di bidang kesehatan dan sains. Oleh karena itu setiap kebijakan yang diambil harusnya based sains, based riset dan based teknologi bukan semata-mata mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi apalagi politik. Konsisten melakukan 3T (testing, tracking, treatment) dengan mudah, murah dan terjangkau oleh masyarakat.
“Pemerintah harus mengevaluasi sektor kesehatan di Indonesia secara menyeluruh, karena dengan adanya Covid-19 ini menjadi terbuka bahwa di sektor kesehatan Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara lain. Seperti jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas, fasilitas, sarana, prasarana serta peralatan medis, jumlah dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lainnya.”