MajalahKebaya.com, Jakarta – “Setiap orang pasti pernah kehilangan orang-orang yang disayangi. Namun kehilangan adalah awal bagi diri untuk bisa belajar ikhlas dan bangkit kembali meraih kesuksesan”
Drg. Rusfa Tursina merupakan perempuan keturunan Aceh, tepatnya Kabupaten Aceh Barat. Kota Meulaboh adalah kota bersejarah dan pernah mengalami bencana tsunami yang cukup parah dan akibat bencana tersebut ibu, adik, kakek serta keluarga besar lainnya banyak yang meninggal. Dokter cantik ini sudah merasakan pahitnya kehilangan orang-orang yang disayangi ketika usianya masih kecil.
Dikisahkan drg. Rusfa, hari itu adalah hari Minggu, 26 Desember 2004 Pk 08.00 WIB. Pagi hari, ia sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sebelum berangkat Almarhumah Ibu sempat memberikan suapan sarapan pagi untuk terakhir kepada Dokter Rusfa, sedangkan sang adik memilih untuk tidak ikut mengantarnya ke sekolah dan hal ini sangat aneh karena biasanya adik Dokter Rusfa akan menangis jika tidak ikut mengantar sang kakak ke sekolah.
Pagi itu, untuk terakhir kalinya juga ia mengantarkan teh manis hangat ke kamar sang kakek yang saat itu masih berada di kamar karena kondisi yang sudah lumpuh dan harus menggunakan kursi roda.
Dokter Rusfa bergegas mengajak ayahnya yang sedang asyik membereskan mobil untuk mengantarnya ke sekolah. Di dalam perjalanan bersama Ayah dengan menggunakan motor, mereka menyaksikan banyak mobil berhenti dan orang orang berhamburan keluar dari rumah. Bahkan ada yang merangkak menuju aspal jalanan. Seketika mereka berhenti dan merasakan betapa dahsyatnya gempa di pagi hari itu.
“Bangunan berbentuk ruko seketika runtuh dan ada yang terjepit di dalamnya. Tidak lama kemudian gempa pun reda hingga terpikir oleh Ayah untuk melihat kondisi ruko 3 lantai miliknya yang berada cukup jauh dari kota apakah dalam kondisi baik-baik saja atau runtuh seperti ruko lainnya.”
Tidak terpikir sedikit pun bahwa pada saat itu akan datang tsunami, maka Ayah melanjutkan perjalanan untuk melihat ruko. Setelah melihat kondisi ruko masih berdiri kokoh dan hanya ada beberapa keretakan di bagian dinding, Dokter Rusfa dan ayahnya memutuskan untuk pulang. Di dalam perjalan mereka melihat semua orang sudah berbalik arah mencari dataran tinggi dan para polisi mengarahkan untuk segera berbalik arah.
Pada saat itu, Dokter Rusfa dititipkan bersama beberapa saudara yang dapat menyelamatkan diri dari tsunami. Sedangkan ayahnya nekat untuk kembali mencari ibu, adik serta kakeknya. Saat itu ayahnya pun hampir terbawa oleh gelombang tsunami yang kedua dan ketiga, tapi Allah masih melindungi sang ayah hingga pada sore hari ketika hari mulai gelap ayahnya kembali dalam keadaan basah dan raut wajah yang begitu sedih. Dokter Rusfa yang mendengar kabar bahwa semuanya telah tiada dan yang tersisa hanyalah seorang ayah yang masih memeluk erat dirinya membuatnya sedikit kuat. Ia hanya terdiam tanpa menangis. Harapannya esok hari ia bisa bertemu Ibu, Adik dan Kakek.
Akhirnya mereka berangkat pergi meninggalkan kota yang sudah mati tanpa listrik atau apapun menuju perkampungan atau desa Alue Tampak. Dokter Rusfa dan ayahnya memilih untuk mengungsi ke rumah nenek dan kakeknya yang memang tinggal di kampung tersebut, tapi sang kakek yang bernama Abdullah (Abu Lamno) sudah lama meninggal.
Keesokan harinya, Dokter Rusfa mendapat kabar dari tetangga bahwa saat itu ibunya memilih tidak lari bersama yang lain saat air laut belum tiba di rumah dan menghancurkan segalanya. Alasan ibunda Dokter Rusfa adalah tidak bisa pergi dan meninggalkan ayahnya yang lumpuh dan berada d kursi roda. Hingga adiknya dipaksa oleh sang ibu untuk ikut bersama yang lain menyelamatkam diri dari tsunami menggunakan mobil. Setelah mereka pergi sang ibu kembali ke dalam rumah dan mendorong kursi roda beserta ayahnya dalam keadaan panik hingga mencapai pagar rumah dan seketika air laut tiba membuat ibu dan kakeknya ikut terbawa arus tsunami. Hari itu Dokter Rusfa sudah mulai pasrah dan menangis tanpa henti memikirkan ibu, adik beserta kakeknya.
“Sampai mendapat kabar Ibu dan Kakek sudah meninggal namun Adik masih dalam status hilang sampai dengan saat ini. Saat itu adalah hari di mana saya belajar menjadi anak yang lebih sabar, ikhlas, mandiri dan kuat. Meski sebelumnya saya adalah seorang anak yang manja, namun hati dan mental saya sudah ditempa sejak kecil untuk menghadapi kerasnya perjalanan hidup demi mendapatkan indahnya masa depan.”
Karir Menjadi Dokter. Sejak kecil, Ibunda tercinta selalu menyemangati dan mengarahkan perempuan kelahiran Meulaboh, 12 Juni ini, untuk menjadi seorang dokter. Ia sering berkata “kalau dulu cita-cita Mama gak kesampaian jadi dokter, Mama pengen anak-anaknya jadi dokter..” Dari sana, Dokter Rusfa bertekad menjadi seorang dokter dan memilih melanjutkan sekolah ke kota Medan.
Sebenarnya berat bagi Dokter Rusfa meninggalkan ayahnya yang begitu disayangi. Namun karena beliau sudah menikah lagi dan Dokter Rusfa diberikan ibu sambung yang begitu baik hati serta satu adik laki-laki dan satu adik perempuan yang juga sangat baik hatinya maka iapun tenang untuk melanjutkan pendidikannya diluar kota. Selama menempuh pendidikan hingga mencapai gelar Dokter Gigi sangat banyak suka duka yang dialami Dokter Rusfa.
“Misalnya ketika menyelesaikan skripsi dan koas yang bagitu banyak tantangan. Mulai dari mencari pasien sampai ke pinggiran rel kereta api, mendekati para penarik becak, dan sering bermain ke panti asuhan demi mendapatkan banyak pasien yang kooperatif demi menyelesaikan kasus selama koas.”
Perempuan yang hobi modelling ini sempat ditawari mobil sampai beberapa fasilitas lain oleh ayahnya karena kasihan melihat dirinya sering menggunakam becak dan bahkan nebeng dengan teman untuk berangkat kuliah. Namun ia menolak karena baginya jika ia memiliki banyak fasilitas takut membuatnya lebih banyak bermain dibandingkan belajar.
“Sisi positif lainnya adalah saya bisa lebih dekat dengan masyarakat di sekitar bahkan punya banyak teman seperti penarik becak dan adik-adik panti hingga mereka mau menjadi pasien selama saya koas dan Alhamdulillah bisa menyelesaikan pendidikan profesi dokter lebih cepat.”
Di awal 2016, Dokter Rusfa berhasil menyelesaikan ujian UKMP2DG (Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran Gigi) demi mendapatkan STR dan SIP (Surat Izin Praktik). Ia sempat berpraktik di Medan, namun tidak lama kemudian memutuskan untuk kembali ke Aceh dan bekerja di UPT Puskesmas Johan Pahlawan sampai dengan saat ini. Berkerja dengan penuh keikhlasan sangat penting, seperti yang dilakukan Dokter Rusfa. Setiap hari ia bekerja di Puskesmas dan sore hari melanjutkan praktik di klinik pribadi yaitu Sultan Care & Miss Dentist yang melayani pasien umum dan pasien yang ingin perawatan gigi.
Sejak tahun 2014, Dokter Rusfa memiliki hobi sampingan dengan membantu para pengusaha online shop melalui endorsement beberapa produk yang direview sampai dengan saat ini. Ia juga masih aktif di beberapa organisasi seperti brand ambassador Dara Nanggroe, Sekretaris PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) cabang Aceh Barat Aceh Jaya, sebagai Pemerhati Radio RRI Aceh Barat dan masih banyak lagi. Ia juga telah mengantongi berbagai prestasi di antaranya Miss UNPRI 2012 di Medan, MizzMazz Asuransi Indonesia 2013 yang pernah diadakan di TVRI Jakarta, Sunsilk Hijab Hunt 2015 Trans7 di Jakarta, Zoya Muslimah Fest Indonesia 2013 di Bandung dan Nakes Teladan 2019 di Jakarta.
“Benar kata pepatah, ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian’. Alhamdulillah saat ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua walau belum sempurna. Tapi semoga ke depan bisa menjadi lebih baik lagi bagi keluarga dan orang banyak, lebih sukses, dan bisa membahagiakan orang-orang di sekitar. Berbuat baiklah sebanyak mungkin hingga Allah SWT jatuh cinta akan kebaikanmu.”
Diungkapkan Dokter Rusfa, kunci untuk mencapai kesuksesan adalah selalu sabar dalam setiap cobaan yang datang, kuat dan ikhlas. Berbuat baik kepada siapapun, sholat lima waktu, berusaha, berdoa dan gencar bersedekah. Selain itu, ia juga terinspirasi oleh beberapa sosok perempuan hebat seperti Dian Pelangi, yang merupakan salah satu orang yang selalu menjadi inspirasinya sampai saat ini. Ia pernah mengenal Dian Pelangi ketika mengikuti event Hijab Hunt Trans7.
“Beliau mentor terbaik bagi saya pada saat itu. Mengajari saya banyak hal, mulai dari catwalk, menggunakan gaun yang panjang dan berat, public speaking hingga cara menghargai orang di sekitar. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena pernah menyayangi saya pada saat itu, hingga saya mengambil banyak nilai kebaikan darinya dan bisa menjadi sosok seperti sekarang. Selain itu, Mama Mertua yaitu Ibu Mariani yang selalu menjadi inspirasi. Banyak nilai kebaikan yang diambil dari beliau seperti cara mendidik anak dan selalu memberikan nasehat serta masukan kepada saya. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kasih sayangnya yang begitu tulus.”
Sosok Ibu di Hati. Ibu adalah cahaya. Jika ia pergi maka reduplah hidup seorang anak yang kehilangan ibu. Namun Dokter Rusfa berusaha untuk bangkit di dalam kegelapan dan menyalakan sedikit cahaya dari lilin kecil, lilin kecil itu adalah ayahnya tercinta. Ibu adalah doa. Jika ia pergi, maka putuslah doa dari ibu untuk sang anak. Tersisa hanya sebuah doa dari sang ayah. Ibu adalah pelindung. Jika ibu pergi maka hilanglah pelindung bagi sang anak. Masih tersimpan indah kenangan bersama ibu kandung Almh. Faridah Hanum yang sudah tiada. Kasih sayang yang begitu nyata bisa dirasakan dalam setiap suapan nasi yang diberinya sejak ia kecil hingga berusia 12 tahun untuk terakhir kalinya. Sayangnya tidak pernah ada peninggalan foto atau baju kepunyaan ibu karena semua telah tersapu oleh tsunami.
“Saya berusaha sebaik mungkin menjadi anak yang mandiri, sabar dan tetap kuat, dan menjadikan diri serta karakter saya sebagai senjata untuk melindungi diri sendiri. Inilah hidup, tidak ada yang instan karena semua pasti butuh proses. Semangat untuk semua teman yang masih berjuang saya harap kalian tidak menyerah sampai menjadi orang yang sukses.”
Kuat Hadapi Pandemi. Situasi pandemi yang tidak mudah membuat Dokter Rusfa harus berusaha tangguh demi mempertahankan bisnis. Salah satunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan berupa edukasi dan promosi. Ia juga selektif mengatur keuangan dengan lebih hemat dalam mengelola kebutuhan klinik, gencar melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan klinik Sultan Care & Miss Dentist.
Untuk membantu masyarakat mengatasi dan melewati masa pandemi, Dokter Rusfa memiliki beberapa program kesehatan seperti PERMENKES IMUT (peran dokter gigi dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus), ikut memajukan program daerah sebagai brand ambassador Dara Nanggroe dalam menjalankan 5 pilar program kerja yaitu Gender Equality, Women Empowermen, Culture, Awarness & Humanity dan aktif dalam menjalankan Webinar Dokter Gigi Tingkat Nasional melalui organisasi PDGI cabang Aceh Barat-Aceh Jaya yang bekerja sama dengan Unilever dan Pepsodent.
Pemerintah diharapkan lebih gencar lagi untuk memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap menjalankan prokes dan menyelesaikan program vaksin baik dari edukasi dan pelayanan vaksin kepada masyarakat agar dapat menurunkan angka Covid-19. Khusus masyarakat diharapkan agar lebih peduli terhadap kesehatan dan orang di sekitar dengan melakukan vaksin.
“Mari kita dukung program pemerintah untuk memutuskan penyebaran Covid-19 supaya pandemi cepat berakhir dan ke depannya Aceh bisa semakin maju.”
Me Time Bersama Keluarga. Di tahun 2017, Dokter Rusfa menikah dengan dr. Riza Aulia yang berprofesi sebagai Dokter Fungsional. Keduanya dikaruniai dua orang anak yaitu Muhammad Al Fatih Ibrahim dan Muhammad Fawwaz Al Aussy. Dokter Rusfa sangat bersyukur mendapatkan suami dan mertua yang begitu baik tanpa kekurangan apapun. Allah telah mengembalikan kebahagiaan yang pernah hilang bahkan menggantinya melebihi dari apa yang pernah diimpikan. Mertua yang begitu menyayanginya bagaikan anak kandung dan adik-adik ipar yang penyayang bagaikan adik kandung.
Di tengah kesibukan yang padat, Dokter Rusfa tidak pernah melupakan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu. Ia tetap meluangkan waktu untuk suami dan anak-anak tercinta. Di hari Sabtu dan Minggu, Dokter Rusfa memilih berbagi kebahagiaan di rumah atau jalan-jalan ke pantai. Banyak hal yang dapat dilakukan di rumah selama pandemi seperti berolahraga, menjaga pola makan demi meningkatkan sistem imun tubuh.
Adapun kegiatan di luar rumah dilakukan selama pandemi di antaranya kegiatan sosial kepada masyarakat, berbagi masker dan APD. Mengunjugi tempat-tempat yang terkena musibah dengan berusaha meringankan sedikit beban dengan memberi bantuan yang dibutuhkan. Jika rasa suntuk mulai menghampiri, Dokter Rusfa sering mengadakan Give Away di Instagram @rusfatursina dan @missdentist.mbo dengan berbagi mukena, uang tunai, pakaian, hijab, voucher treatment dan membuka peluang bagi olshop untuk menjadi sponsor Give Away pada event tersebut.