Cover Story

Triweka Rinanti, SH., MH. dan Komunitas Perempuan Hebat, Lakukan yang Terbaik, Jadi Inspirasi dan Role Model bagi Sesama

MajalahKebaya.com, Jakarta – Kesuksesan bukan hanya tentang materi yang berlimpah, karier yang cemerlang, dan bisnis yang meroket, tetapi yang utama adalah kebahagiaan dalam hidup. Kebahagiaan karena sukses menciptakan, menjaga, dan merawat harmoni serta work life balance, terutama antara keluarga, karier/profesi, bisnis, dan kehidupan sosial. Sebuah pemahaman sekaligus refleksi perjalanan dan perjuangan seorang Triweka Rinanti, SH., MH., Managing Partner Law Firm Triweka Rinanti & Partner, yang telah membuktikan diri sebagai perempuan hebat yang tidak saja sukses tetapi menjadi contoh dan panutan, khususnya bagi para perempuan lain.

Kiprah dan kepedulian yang tinggi pada women empowerment dari pengacara senior yang akrab disapa Wiwiek ini, tanpa disadari menjadikan dirinya role model bagi para perempuan-perempuan hebat lainnya yang sedang merintis dan meniti kerier/profesi sesuai bidangnya masing-masing, bahkan dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Seperti para perempuan hebat yang tergabung dalam sebuah komunitas yang anggotanya sebagian besar terdiri atas para alumni almamater yang sama, di mana Triweka didapuk sebagai penasehat sekaligus mentor, sahabat, ibu, dan senior mereka yang sangat disegani dan dicintai.

“Sebagai sosok yang dianggap sudah lebih dahulu merasakan asam dan garam dunia kepengacaraan, saya seringkali membuka diri untuk mendengarkan curhatan adik-adik almamater yang berprofesi sebagai pengacara. Banyak sekali yang berkonsultasi baik mengenai keilmuan hukum, pengalaman penanganan perkara, sampai dengan work life balance. Sejak saat itu, mereka membentuk komunitas untuk saling berkembang dan membangun diri, dan saya dengan senang hati berbagi pengalaman dan motivasi dengan mereka,” ujar Triweka.

 Women Empowerment. Triweka sering sharing, terutama dengan para perempuan hebat dalam komunitas yang sudah dianggapnya sebagai anak dan adik-adik sekaligus sahabatnya sendiri, bahwa menjadi ibu adalah kodrat yang diberikan kepada setiap wanita, namun sebagai ibu tidak berarti menjadi batasan untuk menentukan masa depan.

“Kemajuan tingkat pendidikan wanita, tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas bagi wanita, dan teknologi mendorong partisipasi angkatan kerja wanita dalam pembangunan ekomoni meningkat dari waktu ke waktu. Namun persoalan utama yang muncul bagi wanita yang bekerja yaitu saat wanita memilih untuk menjalani sebuah pekerjaan setelah menikah sehingga membuatnya menjadi seorang wanita karier yang memiliki peran ganda. Persoalan tersebut dapat menimbulkan persoalan baru yang lebih kompleks dan rumit baik dalam pekerjaan maupun rumah tangga. Tugas dan tanggung jawab wanita yang bekerja atau karier menjadi lebih banyak karena ia harus memenuhi tuntutan kewajibannya dalam rumah tangga sebagai seorang ibu,” tegas Triweka.

Menurut istri dari Ir. Wisdarmanto Gito Sayono, seorang Kontraktor, dan ibunda dari Amalita Putri Yustisi, B.ed (ECE/Steiner) dan Hapsari Rahayu Samudraningsih, B.A (Psychology), yang keduanya saat ini tinggal di Auckland – New Zealand, untuk menghadapi persoalan tersebut beberapa hal yang sering ia sampaikan berkaitan dengan work life balance, antara lain:

Komunikasi yang baik dengan pasangan. Permasalahan yang tidak diselesaikan terkadang seperti gunung es yang tampak kecil ternyata menggunung di dasarnya, dan seketika dapat meluap dan menghanyutkan. Setiap permasalahan besar dan kecilnya harus dikomunikasikan kepada pasangan, sekadar untuk didengarkan ataupun untuk mendapatkan solusi jalan keluar. Komunikasi yang baik dengan pasangan merupakan jembatan menuju keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Baik kehidupan dan pekerjaan merupakan simbiosis yang seharusnya dapat saling mendukung satu sama lain.

Waktu yang berkualitas. Salah satu yang sering dikeluhkan jika membicarakan work life balance adalah waktu yang selalu dianggap kurang baik dalam menjalankan peran dalam pekerjaan maupun saat menjadi istri atau ibu di rumah. Kuncinya adalah manajemen waktu. Tidak melulu kuantitas yang dibutuhkan, namun bagaimana kita memanfaatan waktu yang berkualitas saat bersama keluarga dan juga sebaliknya  dalam bekerja.

Manfaatkan waktu luang untuk diri sendiri. Terkadang padatnya jadwal pekerjaan dan dinamika rumah tangga dapat menyebabkan burn out, karena wanita terkadang menempatkan ‘kepentingannya’ di daftar paling bawah dari prioritasnya. Tetapi apabila Anda tidak memperdulikan diri Anda, bagaimana Anda bisa memperdulikan yang lain? Anda harus menyiapkan waktu luang yang khusus untuk diri Anda untuk relax dan recharge. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti bermeditasi, berolahraga, membaca, atau sekadar pergi bersama teman-teman untuk mencicipi makanan yang enak.

Dengan work life balance, terutama ketika disiplin menerapkan time management yang baik, diyakini Triweka, maka urusan keluarga, sosial, profesi, dan diri sendiri, tetap berjalan tanpa masalah berarti.

Peran Perempuan dan Tantangan di Era Digital

 Kemajuan teknologi yang sangat pesat dan dinamis saat ini, memaksa setiap orang untuk bisa beradaptasi kalau tidak mau ketinggalan. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi, terutama oleh para perempuan, karena di pundaknya tanggung jawab pertama dan utama menyiapkan anak-anaknya menjadi generasi penerus yang berkualitas. Bagi Triweka, ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi perempuan menggali dan mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki untuk mengembangkan diri, sehingga bisa mandiri, sejahtera, dan menopang perekonomian keluarga bersama suami, serta mensejahterakan bangsa.

“Dahulu harus diakui hadirnya teknologi informasi bagi wanita di negara berkembang merupakan barang mewah yang sulit dan mustahil diakses. Sekarang zaman sudah berubah dan teknologi informasi bukan lagi barang eksklusif yang hanya bisa diakses golongan tertentu saja. Penggunaan Teknologi Informasi membantu wanita di beberapa bidang seperti perdagangan dan kewirausahaan sebagai sumber informasi dan sebagai sarana untuk mempromosikan dan memasarkan produk mereka. Pemanfaatan teknologi informasi untuk bisnis telah menjadi sebuah fenomena yang positif saat ini dengan maraknya bisnis online berbasis internet. Saat ini dengan kemajuan teknologi informasi siapa saja bisa mendapatkan penghasilan melampaui hambatan keterbatasan waktu dan jarak, asalkan ada kemauan semua perempuan bisa sukses,” tegas Triweka.

Namun, Triweka juga mengingatkan bahwa semua hal itu ada dampak positif dan negatifnya, siapa yang memanfaatkan teknologi informasi untuk hal yang positif pasti dapat lebih mengembangkan dirinya. Namun harus waspada dan antisipatif juga terhadap dampak negatifnya, terlalu asik bersosial media juga dapat menurunkan produktivitas pekerjaan dan kualitas waktu di keluarga.

Ke depan, Triweka bersama para wanita hebat dalam komunitas ini akan mempersiapkan agenda-agenda pengembangan untuk seluruh perempuan di Indonesia. Perempuan Indonesia harus kuat dan menguatkan, untuk mendapatkan hak-hak pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dari kekerasan dalam rumah tangga. Perempuan Indonesia harus bergerak selain untuk membangun kemandirian ekonomi untuk mengurangi risiko kemiskinan dalam keluarga namun juga untuk menopang perekonomian bangsa.

Triweka di Mata ‘Anak-anaknya’

Bukan tanpa sebab, para perempuan hebat yang tergabung dalam dalam kominitas, yang kini telah sukses di bidangnya masing-masing, menjadikan sosok Triweka sebagai role model dan inspirasi dalam berkarier, menjalankan profesi, berbisnis, dan mengarungi kehidupan. Kepribadian, sikap, karakter, kepedulian, dan perhatian Triweka pada para anggota komunitas layaknya sebagai anak dan adik sendiri.

Seperti diuangkapkan TV Host/Presenter Gabriela Hutahaean, yang merupakan istri dari Mandela Sinaga seorang Pengacara, adik tingkat Triweka di FH UGM. Bagi Gaby, Triweka adalah sosok wanita tangguh yang penuh kehangatan dan sangat peduli terhadap sesama. Role model baginya untuk dapat menerapkan prinsip work life balance, yang selalu mengajarkan untuk menjadi sosok perempuan yang mengayomi dan penuh kasih sayang di keluarga, dan menjadi perempuan mandiri dan tangguh di luar.

“Bagi saya Ibu Triweka adalah sosok Ibu untuk saya dan suami. Kasih dan perhatiannya yang tulus kepada kami sudah selayaknya kasih dan perhatian seorang ibu kepada anaknya. Terutama dalam masa kehamilan saya ini saya merasakan sendiri Ibu selalu memberikan perhatian dan dukungan dengan selalu menghubungi saya untuk memastikan kesehatan saya.”

Hampir senada juga diungkapkan Annisaa Sondakh. Baginya, Triweka adalah sosok wanita yang kuat, keibuan dan juga memiliki simpati yang tinggi, selalu turut aktif dalam berbagai kegiatan dari mulai karier hingga kegiatan sosial. Tidak hanya itu, Ibu juga sangat memberikan perhatian kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya.

“Untuk saya pribadi, Ibu Triweka merupakan senior dan mentor saya di kampus FH UGM dan juga sahabat dari Ibu saya di masa kuliah beliau. Ibu merupakan sosok yang sangat aktif di organisasi KAHGAMA (Keluarga Alumni Hukum Universitas Gadjah Mada) sehingga ketika saya bergabung dalam organisasi tersebut, saya mengenal Ibu Triweka secara personal karena kami menjadi sering berdiskusi dan Ibu memberikan wejangan kepada saya layaknya seorang Ibu. Beliau memberikan bimbingan bagi saya dan teman-teman saya layaknya anak sendiri, baik bimbingan dari segi karier, keluarga dan kehidupan pribadi,” ungkap Nisa.

Begitupun dengan Irene Mentari L. Pakan yang mengagumi sosok Triweka sebagai sosok yang baik hati, cerdas dan mandiri. “  Beliau sudah seperti sosok Ibu yang selalu mengingatkan dan mendukung anak-anaknya. Ibu Triweka adalah senior suami saya di kampus dan di pekerjaan. Beliau merupakan seseorang yang sangat disegani dan dihormati. Saat proses akan menikah dengan suami saya, Ibu Triweka turut mendukung dan menasehati kami dalam mengarungi rumah tangga. Hingga saat saya akan melahirkan anak pertama saya, Ibu Triweka selalu memberikan perhatian kepada saya hingga saat ini,” ungkap Tari sambil berdoa semoga Ibu Triweka selalu sehat, bahagia bersama keluarga dan sukses terus di profesinya dan terus menjadi contoh dan panutan bagi banyak orang.

Fitria Angelina pun mengamini Tari, karena baginya Triweka adalah sosok Kartini Modern yang sangat pintar, cantik, baik, pekerja keras dan selalu menjadi pribadi yang sangat ramah kepada semua orang. “Ibu Triweka bagi saya sudah seperti ibu saya yang selalu memberikan perhatiannya kepada saya. Ibu Triweka juga banyak mengajarkan saya bagaimana menjadi perempuan yang mandiri dan sejahtera tanpa melupakan jati diri sebagai seorang perempuan seutuhnya. Ibu Triweka adalah mentor dari suami saya dalam pekerjaannya sebagai Pengacara. Beliau sangat baik dan perhatian kepada suami saya. Tak luput saya pun sebagai istrinya juga banyak dibantu dan dibimbing oleh beliau. Hal ini membuat saya sangat kagum kepada Ibu Triweka yang memberikan banyak perhatian serta ilmu kepada saya dan suami saya. Hal ini semakin lama membuat kami semakin dekat dengan Ibu Triweka dan kami sudah mengganggap Ibu Triweka seperti Ibu kami sendiri,” ujar Angel.

Lebih jauh diungkapkan oleh Rachel Ulitinawati Panggabean, atau akrab disapa Rachel, sosok Triweka adalah seorang ibu yang memiliki segala hal baik yang tercermin pada hatinya dan setiap perbuatan yang nyata bagi seluruh orang di sekelilingnya. Bagi Rachel Triweka adalah sosok ibu yang sangat perhatian, sangat tegas, sangat humble dan juga sangat menginspirasi seluruh orang yang mengenalnya.

“Ibu merupakan senior saya di Fakultas Hukum UGM, meskipun kami berbeda angkatan sangat jauh tapi Ibu tetap merangkul saya untuk aktif dalam seluruh kegiatan pada organisasi Alumni Hukum UGM bahkan tidak jarang saya sekamar dengan Ibu ketika kami sedang menghadiri berbagai kegiatan organisasi alumni Hukum UGM di Yogyakarta. Tidak hanya itu saja, Ibu Triweka juga mengajak saya untuk datang pada perayaan hari ulang tahunnya sejak saya mengenal Ibu hingga saat ini. Terutama ketika saya akan menikah, Ibu juga memberikan wejangan kepada saya dalam menapaki kehidupan berumah tangga dan dukungan lainnya bagi saya dan suami,” ucap Rachel dengan tidak lupa berterima kasih atas segala kebaikan Triweka kepada dirinya dan keluarga, dan yang selalu menginspirasi.

Ditambahkan oleh Milka Sari, Triweka bukan saja sosok yang pintar, kuat, dan tegas, tapi juga super humble dan super care. Sosok Ibu yang hebat dan menginspirasi banyak orang. “Ibu Triweka adalah senior suami saya di Kahgama. Beliau merupakan seseorang yang sangat  disegani dan dihormati. Ketika pertama kali bertemu dengan Ibu, beliau sangat perhatian dan humble. Saya ingat pada tahun 2021 ketika anak saya sakit, di situlah peran Ibu Triweka cukup besar khususnya terhadap moril keluarga saya. Sejak saat itu, cinta kasih dan perhatiannya terhadap keluarga saya tidak pernah berhenti. Dan untuk Ibu Triweka, teruslah menjadi wanita yang kuat, hebat, dan tetap menginspirasi wanita lainnya,” ungkap Milka.

Kekaguman dan cinta yang besar kepada sosok Triweka juga diungkapkan Nur Aeniah yang akrab disapa Nur atau Neng. Baginya Triweka adalah sosok perempuan open minded, berani, tegas, disiplin, tangguh dan agile.  Sosok individu mandiri, bertekad kuat dan tegas yang sangat paham atas dirinya sendiri.  Seorang istri dan ibu yang sangat care dan menjadi teladan bagi keluarga. Sosok seorang sahabat yang hangat, peduli, perhatian dan mendorong untuk terus menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik bagi sekitar.  Kemauan kuat, keberanian dan kedisiplinan Triweka sangat tercermin dalam kesehariannya. All in one package. What kind of a woman that every woman dream of.

“Ibu Triweka adalah seorang ibu, mentor dan sahabat bagi saya. Sosok Ibu menginspirasi diri saya untuk menjadi seorang perempuan harus berani dan tangguh menjaga value dirinya sendiri. Keseharian Ibu memberikan inspirasi bahwa kita hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan menjadi manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita. Saya mengenal Ibu dari persahabatan saya dengan Ngurah Anditya sejak kuliah. Ngurah merupakan partner Ibu di Triweka Rinanti & Partner. Saya masih ingat sekali Ngurah mengenalkan Ibu di Ruang Tunggu Bandara Ahmad Yani Semarang sewaktu saya bertugas di Semarang.  Pelukan Ibu yang hangat terus melekat di benak saya. Selanjutnya, saya pindah di Jakarta, frekuensi bertemu Sahabat dan Ibu meningkat. Singkatnya, saya diajak Ibu untuk kegiatan alumni di Fakultas Hukum UGM Yogyakarta. Sejak saat itu, jalinan komunikasi semakin akrab bahkan saya menghabiskan 10 malam di satu kamar yang sama selama di USA. Banyak hal yang membuat saya semakin jatuh cinta dengan Ibu,” ucap Neng bersemangat.

Sinta Dwi Cestakarani juga menambahkan, selain kualitas-kualitas yang telah disebutkan di atas, Triweka merupakan sosok pribadi yang stylish, keibuan, supel dan memiliki hati yang sangat halus dan sangat empati dengan kesulitan orang-orang di sekitarnya, juga tangguh menjalankan berbagai peran. “Untuk saya Ibu Triweka adalah mentor dan sosok Ibu yang selalu memberikan bimbingan untuk saya dan suami saya. Banyak sekali bimbingan dan dukungan yang Ibu berikan kepada saya ketika saya menghadapi kesulitan di dalam kehidupan saya. Ibu menginspirasi saya untuk menjadi wanita yang berdaya, mandiri dan mampu menempatkan diri dalam segala keadaan. Saya banyak sekali belajar dari Ibu terutama bagaimana caranya membawa diri kita dan cara kita menghadapi tantangan dalam menjalankan karir sebagai seorang pengacara. Ibu adalah managing partner di kantor hukum tempat suami saya bekerja. Saya sudah mengenal ibu jauh sejak saya dan suami saya masih berpacaran dan sebelum kami menikah.”

Tidak jauh berbeda diungkapkan Shelly Oktricia Anindita, yang suaminya satu almamater dengan Triweka. Menurut Shelly, Triweka adalah seorang pekerja keras, cerdas, penyayang dan mempunyai jiwa yang hangat. Kesehariannya selalu tampil elegant dan berkelas.

“Saya menghormati, menyayangi, dan menghargai beliau seperti ibu saya sendiri. Saya mengenal Ibu, bermula dari suami saya yang satu universitas di FH UGM, akhirnya banyak kegiatan kampus FH UGM yang saya ikut membantu juga, sehingga saya mulai sering berinteraksi dengan Ibu Triweka sampai dengan saat ini. Terima kasih banyak kepada Ibu Wiwiek yg sudah menyayangi kami, seperti anak-anaknya sendiri, walaupun saya sendiri bahkan bukan alumnus FH UGM. Terima kasih sudah menjadi panutan bagi kami, wanita-wanita muda, bagaimana menyeimbangkan waktu antara keluarga, karier, dan pertemanan,” ujar Shelly.

Profesi Pengacara Tetap Yang Utama

Menjadi pengacara bukan sekadar profesi dan karier bagi Triweka, tetapi lebih sebagai panggilan jiwa.  Ia merasa terpanggil untuk memperjuangkan keadilan bagi masyarakat kecil yang menjadi objek kesewenang-wenangan. Bukan saja memberikan pembelaan demi menegakkan keadilan, tapi ia juga berkomitmen tinggi untuk memperjuangkan kebenaran. Itulah motivasi terkuatnya ketika ia memutuskan untuk mengambil kuliah jurusan Hukum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan study S2 Hukum Bisnis di Universitas Padjajaran Bandung.

Reputasi Triweka dalam menangani berbagai kasus bidang hukum bisnis, perbankan, perdata, pidana korupsi, dan korporasi sudah tak diragukan lagi. Sejak tahun 1986 ia telah terjun sebagai Legal Manager di Bank Niaga, menyusul kemudian di Bank Surya pada tahun 1990 untuk jabatan yang sama. Kemudian sebagai Team Leader di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 1999 – 2002.

“Merasa cukup pengalaman di bidang hukum perbankan, ada hal bagi saya merupakan panggilan jiwa, di mana saya tidak bisa melihat ketidakadilan, dan membuat hati saya tergerak untuk menekuni profesi yang saya jalani saat ini, yaitu sebagai pengacara, dengan harapan terbesar adalah dapat turut menegakkan keadilan atau setidaknya mencegah untuk tidak terjadinya ketidakadilan. Pengalaman di bidang perbankan tersebut sangat banyak membantu saya kemudian dalam menggeluti profesi saat ini,” ujar wanita yang hobi membaca, berolahraga (jogging), perawatan diri, dan wisata kuliner ini.

Di bawah naungan Law Firm Triweka Rinanti & Partner, Advocates and Consultants (TRP), Triweka bersama Tim menangani berbagai kasus, antara lain Project Government Audit, Legal Audit, Business Competition, Banking, Commercial Litigation, Bankruptcy Law, Capital Market, Criminal Law, Civil Law, Living Environment, General Corporate and Investment, Insurance, Employment, Mining, Oil and Gas. TRP secara spesifik menangani masalah-masalah korporasi dalam berbagai bidang, namun di bidang litigasi juga banyak menangani kasus-kasus perdata, pidana atau pun korupsi.

Lakukan Yang Terbaik. Profesi pengacara adalah profesi kepercayaan. Triweka dan Tim TRP akan melakukan yang terbaik untuk menjaga amanah masyarakat yang mempercayakan perkaranya kepada TRP. “Kantor law firm bukan jual produk barang, namun keahlian. Keahlian kita apabila terus terasah dengan baik, pasti akan jadi bahan promosi dari mulut ke mulut. Biasanya klien itu dapat rekomendasi dari klien lainnya sehingga bisa dikatakan kendala dalam persaingan untuk mendapatkan klien sebenarnya tidak ada. Selama kode etik sebagai advokat kita pegang, kualitas penanganan perkara kita jaga, maka otomatis klien akan datang dengan sendirinya,” yakinnya.

Menurut Triweka, salah satu orientasi dari profesi pengacara adalah memberikan jasa pelayanan hukum yang berkualitas. Bagaimanapun juga profesi ini adalah pelimpahan kepercayaan yang diberikan klien. ”Oleh karenanya, tujuan saya kemudian dalam memberikan jasa pelayanan tersebut adalah berusaha terbaik untuk dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada klien yang sudah mempercayakan saya. Tegasnya, “kepercayaan” tersebut seolah menjadi faktor pendorong maupun penarik saya dalam melakukan tugas profesi, termasuk untuk mengatasi segala rintangan, tantangan, serta untuk dapat memberikan ide-ide dan terobosan dalam menghadapi segala permasalahan profesi yang dihadapi. The best services tersebut dilakukan dengan tetap bertujuan akhir membantu dunia penegakan hukum di Indonesia,” tegas Triweka.

Tiada hasil, prestasi, dan reputasi yang paling membanggakan bagi Triweka selain mendapatkan ketulusan ucapan rasa syukur dan terima kasih dari klien ataupun orang-orang yang sudah ia bantu untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.

Di sisi lain, perkembangan zaman yang sangat pesat dan dinamis, diikuti juga dengan kompleksitas persoalan hukum yang dihadapi masyarakat, menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, sebagai advokat sudah menjadi keharusan untuk terus meng-upgrade diri dengan ilmu dan pengetahuan yang terus berkembang. Triweka dan Tim TRP pun terus menambah wawasan dan tiada henti belajar menimba ilmu, dengan mengikuti kursus-kursus di bidang ilmu hukum baik di dalam maupun luar negeri secara rutin.

“Bagi kami, ilmu tidak akan pernah habis ditimba, walaupun usia semakin bertambah tapi semangat untuk menuntut ilmu ini tidak pernah padam. Semakin banyak ilmu yang dimiliki maka kemampuan untuk melakukan analisis kasus juga semakin lebih baik,“ tegas wanita cantik berambut pendek ini.

Ke depan, Triweka yang rutin melakukan kegiatan sosial bersama organisasi kekeluargaan Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada) dan Kahgama (Keluarga Alumni Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada) bertekad akan terus melakukan yang terbaik dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi keluarga, masyarakat, dan dunia hukum Indonesia, khususnya untuk klien yang sudah mengamanahkan kepercayaannya terhadap dirinya.

Bangun Bisnis Biro Jasa Wisata Halal, Umrah, dan Haji Khusus

Pada tahun 2016, Triweka mendirikan PT Pelita Kencana Buana, perusahaan yang bergerak di bidang biro jasa wisata halal, umrah, dan haji khusus. Dengan mengusung brand Sirah Travel, menghadirkan biro jasa wisata yang siap bersaing di berbagai macam produk wisata halal dalam dan luar negeri serta perjalanan ibadah umrah dan haji khusus.

Sirah diambil dari bahasa Arab (Siroh) yang berarti Sejarah. Ini berarti bahwa Sirah Travel tidak hanya memberikan pelayanan wisata halal, ibadah umrah dan haji yang maksimal, namun juga pengetahuan sejarah dan hikmah sehingga setiap perjalanan wisata begitu bermakna.

Dengan mengusung tagline ‘Sobat Perjalanan Anda’ Triweka berharap Sirah Travel menjadi biro jasa wisata dan ibadah umrah haji yang legal dengan pelayanan profesional dan bermakna. Karena itu, ia dan tim managemen sangat fokus pada misi: Memberikan pelayanan wisata halal yang memuaskan, inspiratif, dan penuh makna; serta Mengantarkan jamaah umrah haji kepada kemabruran dengan hikmah dalam setiap perjalanan.

Jasa Layanan Sirah Travel. Sejauh ini, jasa layanan yang ditawarkan Sirah Travel sangat lengkap. Yaitu, Paket Layanan Umrah & Haji yang terdiri atas Paket Umrah Ekonomis, Paket Umrah Reguler, Paket Umrah VVIP, Paket Umrah Lanjutan (Turki, Dubai, Aqsha, Cairo, Maroko, Spain), Paket Haji Khusus (Plus), dan Paket Haji Furoda (Langsung Berangkat). Paket Layanan Wisata Halal yang terdiri atas Paket Wisata Domestik, Paket Wisata Internasional, dan Paket Wisata Study Tour. Juga Jasa Layanan Dokumen Perjalanan, yaitu Pembuatan Paspor dan Visa, serta Reservasi Tiket dan Hotel.

Dalam bisnis Sirah Travel ini, Triweka merangkul beberapa personel band Padi Reborn bukan dalam rangka endorsement, tetapi anak-anak muda ini terlibat langsung mulai dari kepemilikan saham hingga menangani managemennya. Yoyo Padi sebagai Diektur Utama, Fadly Padi sebagai Direktur Operasional, dan Rindra Padi sebagai Direktur Marketing Sirah Travel.

“Di samping Umroh dan Haji ada juga wisata halal.. itu ke Turki sudah ada yang ikut pada Februari ini, dan ada juga yang mau ke Yerusalem. Wisata halal itu khusus untuk yang beragama Islam, dan destinasinya juga ke Negara-negara yang mayoritas muslim seperti Turki dan Yerusalem. Yang diutamakan dari wisata itu adalah beribadah jadi pasti mampir ke masjid,” jelas Triweka yang juga menegaskan bahwa travel miliknya ini juga menerima yang non muslim yang hendak bepergian ke negara lain seperti Jepang, Thailand, Yerusalem dan lainnya, dan Yoyo, Fadli, Rindra juga langsung turun tangan menjadi tour leader.

Keunggulan Sirah Travel milik Triweka, antara lain saat Ibadah Haji dan Umroh, kepada peserta diberikan informasi dan pengetahuan berupa sejarah-sejarah tempat-tempat yang dikunjungi, juga ada napak tilas dari sejarah-sejarah Rasul dan Nabi yang mungkin di travel lain belum ada.

Info Lebih Lanjut:

Sirah Travel

Kantor Pusat:

Menara Bidakara 2 Lantai 9

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71 – 73 Menteng Dalam, Jakarta Selatan 12810

Kontak:

Phone: +62 21 83708749

Email: sirahtravel.id@gmail.com

www.sirahtravel.id

TRIWEKA RINANTI & PARTNER

Graha Mustika Ratu Lt.7

Jl.Gatot Subroto Kav.74-75 Pancoran 12870

Handphone: 08129503763

Telp: 021- 83707140

Fax: 021- 83707141

Email: triweka_wiwiek@yahoo.com

Website: www.triweka.com

Nur Aeniah

Perempuan Harus Open Minded dan Berani Mencoba Sesuatu Hal yang Baru

Bagi Nur Aeniah, wanita cantik kelhairan Bogor, 30 Juni, yang akrab disapa Nur atau Neng, perempuan adalah sosok yang mudah beradaptasi sehingga bisa ikut berperan di era digitalisasi ini.  “Sebagai perempuan, kita harus terbuka terhadap hal baru dan berani mencoba sesuatu hal, tentunya dengan resiko yang terukur. Kita harus memiliki ‘open minded’ untuk terus belajar hal baru dan berani mengambil langkah untuk mencapai sesuatu. Kita harus agile sehingga bisa ikut terus eksis. Dengan perkembangan teknologi, sosok perempuan harus lebih kreatif dan inovatif untuk bisa menjadi individu mandiri dan berperan di bidang dan lingkungannya,” tegas Sarjana Hukum lulusan Fakultas Hukum UGM (2004-2009) yang hobi membaca, traveling, olahraga, dan belajar bahasa ini.

Neng memulai karier sebagai bankir di Bank Mandiri sejak Mei 2010 melalui Officer Development Program.  Sampai dengan April 2019, ia ditugaskan di Jawa Tengah.  Dalam perjalanan selama 8,5 tahun itu, Neng berkecimpung banyak di dunia business and development dan pernah menjabat sebagai Branch Manager.  Saat ini, ia menjabat sebagai Assistant Vice President di Bank Mandiri Area Jakarta Kebon Sirih mengelola 25 Cabang koordinasi dengan total portfolio dana masyarakat Rp 24 Triliun dan penyaluran kredit Rp 2.5 Triliun.

Digitalisasi Berikan Banyak Manfaat. Sebagai generasi millennial, Neng yang di luar pekerjaan utamanya juga aktif di Kahgama Bantuan Hukum, mengakui dan merasakan digitalisasi memberikan banyak manfaat dalam praktik kehidupan pribadi, pekerjaan maupun bersosialisasi. Sebagai individu dan makhluk sosial, digitalisasi memberikan kemudahan akses atas informasi dan pengetahuan.  Sebagai contoh, pada saat pandemi berlangsung, ia mengikuti kursus bahasa secara daring.  Neng ikut aktif ‘masterclass’ dan training online dari kampus ternama dunia dan masih berlangsung sampai dengan saat ini.

Terkait pekerjaan, kehadiran teknologi membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien. Pertemuan dengan nasabah dapat berlangsung cepat dan ringkas melalui daring.  Semua pekerjaan dapat ter-delivered melalui email dan portal yang dapat diakses tak terbatas waktu dan tempat.  Seiring dengan perjalanan, nasabah yang ia kelola merupakan generasi milenial bahkan Gen Z yang memang merupakan digital native bahkan digital savvy.  Teknologi membuat lebih cepat, simple dan praktis.  Hal ini berdampak pada produktivitas pekerjaan dan tentunya memberikan keuntungan bisnis.

“Tentunya, kemudahan tersebut menjadi tantangan tersendiri yang menjadikan kita dituntut untuk selalu update dan berinovasi mengikuti trend perkembangan teknologi. Secara bisnis, perusahaan tempat saya bekerja membuat terobosan menghadirkan Livin’ by Mandiri dan KOPRA sebagai channel one stop solution transaksi bisnis nasabah.  Tentunya, otomatisasi pekerjaan menjadi suatu ‘challenge; untuk tetap eksis di pekerjaan saat ini. Satu hal lagi, era digitalisasi sangat beresiko terhadap akses data individu. Sebagai seorang bankir, hal ini menjadi sangat krusial dan memastikan kerahasiaan data nasabah dan perusahaan terjaga dengan baik,” ungkap Neng.

Kiat Neng menghadapi tantangan digitalisasi adalah dengan selalu menanamkan pada diri untuk open minded, selalu belajar dan tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar.  Ia mencoba update diri dengan membaca, mengikuti training/course dan tentunya tidak malu untuk belajar dari Generasi Z.  Kehadiran Generasi Z dalam timnya, mendorong Neng untuk belajar jangan sampai tertinggal dari mereka yang serba cepat dan praktis.

“Saya meyakini satu-satunya hal yang konstan adalah perubahan. Saya terus beradaptasi dengan peningkatan pengetahuan, kompetensi dan tentunya social networking. Hal lainnya, menjaga teguh integritas sebagai seorang individu dan bankir. Tentunya, terus bersikap sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku. Sementara dalam pekerjaan, ide dan terobosan yang harus dilakukan adalah simplifikasi dan otomatisasi pekerjaan oleh sistem. Saya dan tim menyiapkan dashboard dan akses informasi secara digital untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, saya bersama tim membuat ‘Bonsirian College’, ajang untuk belajar hal baru guna peningkatan kompetensi,” jelas Neng yang pernah meraih prestasi sebagai ‘Mandiri Best Employee’ tahun 2017.

Milka Sari

Perempuan Harus Terus Belajar dan Mengikuti Perkembangan Terkini

Seorang perempuan harus mandiri dan mengaktualisasi diri dengan terus berkarya. Karena itu, bagi Milka Sari, perempuan tidak boleh berhenti belajar dan harus selalu dapat mengikuti perkembangan terkini, terutama agar tidak ketinggalan kemajauan teknologi yang sangat pesat. Milka, sapaan akrab wanita cantik kelahiran, Lhokseumawe, 08 Maret ini, terus memacu diri untuk belajar dan belajar agar selalu bisa beradaptasi dengan setiap perkembangan yang ada.

Jiwa juang dan entrepreneur yang kuat dalam diri Sarjana S1 Ekonomi ini turun dari sosok sang ibu, sekaligus inspirasi utamanya dalam meniti karier dan menjalani kehidupan. “Saya sangat terinspirasi ibu saya, karena beliau merupakan sosok wanita yang kuat, jujur, dan tidak hanya berdedikasi untuk pekerjaan namun juga untuk keluarga,” tegas istri dari Harvardy M. Iqbal, seorang Pengacara, serta ibunda dari Alesso Moissani Danendra dan Andrea Mikayla Danendra ini.

Perjalanan karier Milka, dari tahun 2010 sampai 2020 ia bekerja sebagai Finance Executive di PT Prudential Life Assurance. Pekerjaan utamanya saat itu adalah sebagai Budget Controller, membantu perusahaan dalam perencanaan budget sampai pengeluaran. Tiga tahun terakhir Milka juga aktif sebagai Koordinator untuk Internal maupun External Audit. Dengan pekerjaan ini ia banyak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan rekan kerja di bisnis unit lain di luar Indonesia dan juga bertemu dengan rekan-rekan keuangan di pemerintahan seperti OJK hingga Departemen Keuangan.

”Dengan pengalaman saya sebagai Finance dan juga Controller, pada tahun 2021 saya memulai usaha saya sendiri yaitu dengan mendirikan kantor bersama dan juga virtual office,” ujar wanita yang hobi travelling dan makan ini.

Bijak Hadapi Perkembangan Zaman. Tantangan yang dirasakan Milka di era digital ini lebih pada dampak terhadap usahanya. Karena, tidak hanya  dituntut untuk mengikuti tapi juga memahami perkembangan teknologi yang ada saat ini agar usaha saya dapat bersaing dengan kompetitor lainnya di bidang yang sama. Sementara dalam keluarga, dampak era digital, menurut Milka,  sangat membantu dalam berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat. Dengan teknologi yang mudah diakses, ia dan keluarga bisa lebih cepat untuk mendapat kabar satu sama lain.

Agar bisnis tetap bisa berjalan dan berkembang sesuai harapan, Milka terus berusaha untuk selalu mengikuti perkembangan yang ada, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang menunjang bisnisnya. Baginya, butuh keberanian dan tekad yang kuat untuk memulai menjalankan bisnis di masa krisis pandemi, di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. “Dengan keberanian saya dalam mengambil keputusan untuk membuka usaha sendiri pada masa pandemi dan masih bertahan sampai saat ini, itu merupakan sebuah pencapaian yang besar dan membanggakan untuk diri saya,” ujarnya bangga.

Sinta Dwi Cestakarani

Perempuan Harus Lebih Berani Mengeksplor Potensi Diri

Kiprah dan peran perempuan dewasa ini sangat diperhitungkan dalam banyak aspek kehidupan, meskipun porsinya masih sangat kurang. Karena itu, menurut pengacara cantik, Sinta Dwi Cestakarani, S.H., seorang perempuan harus berani menggunakan suaranya. Perkembangan teknologi dan digital saat ini menurutnya memberikan lebih banyak ruang dan platform bagi perempuan untuk bisa menyuarakan pendapat, menyuarakan kesetaraan dan menyebarkan informasi dan kebaikan lainnya yang dapat mendukung dan mendobrak stigma seorang perempuan sebagai strata kedua di dalam masyarakat. Melalui media sosial misalnya, perempuan bisa menggunakan media ini sebagai platform untuk membuka mata masyarakat mengenai banyaknya peran yang sanggup dilakukan oleh seorang perempuan bahkan dalam bidang-bidang yang saat ini masih didominasi oleh pria.

“Perkembangan teknologi pun menurut saya membuka kesempatan bagi kita untuk menjadi pribadi yang kreatif dan bisa melakukan banyak inovasi. Sebagai contoh, dengan adanya perkembangan teknologi dan masuknya kita pada era digital, membuka usaha secara online, mendirikan perusahaan start-up, membuat blog ataupun account pada media sosial untuk memulai gerakan yang dapat membantu pemberdayaan perempuan pun bisa dilakukan dengan lebih mudah. Singkatnya, era digital memberikan kita opsi yang beragam untuk bisa berbuat banyak dan mengeksplor kemampuan kita untuk menciptakan karya dan inovasi lainnya,” antusias wanita kelahiran Jakarta, 3 Maret ini.

Sinta, sapaan akrabnya, sangat mengagumi begitu banyak sosok-sosok perempuan hebat, yang sekaligus menjadi inspirasinya dalam menjalani kehidupan. “Selain Ibu saya dan Ibu mertua saya yang menurut saya adalah contoh nyata wanita-wanita tangguh yang selalu memberikan usaha terbaiknya demi kesejahteraan keluarga, sosok lain yang selalu saya kagumi adalah Gusti Nurul, Putri Keraton Mangkunegaran. Menurut saya, beliau adalah sosok gadis multitalenta pemberani yang mampu mendobrak tabu sebagai seorang wanita pada saat itu, memiliki pemikiran yang sangat modern di zamannya dan merupakan contoh wanita berdaya yang mampu membuat keputusan dan menentukan jalan hidupnya sendiri,” ujar wanita yang hobi memasak, berenang, travelling, dan melukis ini.

Perjalanan Karier. Setelah meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Sinta memutuskan untuk mulai menjajaki karier sebagai seorang pengacara. Sejak saat itu dan sampai dengan hari ini ia sudah menjalani profesi tersebut selama kurang lebih 10 tahun.

Saat ini Sinta tergabung sebagai salah satu associate di firma hukum Walalangi & Partners, suatu firma hukum yang memiliki keahlian dan telah memperoleh beberapa penghargaan di bidang-bidang antara lain real estate, merger & akuisisi, teknologi finansial, banking & finance, capital market dan memiliki kerja sama dengan Nishimura and Asahi, yang merupakan firma hukum terbesar di Jepang.

Di Walalangi & Partners, Sinta diberi kepercayaan untuk menangani klien yang sangat bervariasi baik dalam negeri maupun klien luar negeri dengan bidang usaha antara lain banking & finance, M&A, pertambangan, dan teknologi, media dan telekomunikasi (TMT). Puji Tuhan di tahun 2019, ia mendapat kesempatan untuk dinobatkan sebagai salah satu Inspiring NexGen Lawyers dari Hukum Online.

Manfaatkan Perkembangan Teknologi. Era yang serba digital saat ini menurut Sinta bagaikan koin bermata dua. Di satu sisi, banyak memberikan dampak positif seperti kemudahan akses informasi, kemudahan dan efisiensi dalam pekerjaan, serta kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dengan adanya teknologi, pertemuan-pertemuan saat ini dimungkinkan dilakukan secara online sehingga tidak perlu menempuh waktu berjam-jam di perjalanan atau terjebak dalam kemacetan ketika akan menghadiri suatu pertemuan. Meeting dengan client yang dalam 1 hari mungkin dahulu hanya bisa dijadwalkan 1-2 meeting sekarang dimungkinkan untuk dijadwalkan lebih dengan adanya opsi pertemuan secara online. Kemudahan dalam sistem pembayaran pun semakin nyata dirasakan. Dalam melakukan transaksi pembayaraan saat ini pun sudah bisa dilakukan secara cashless sehingga lebih efisien dan tentu saja relatif lebih aman.

Di sisi lain, lanjut Sinta, tantangan yang hadir pun tentu tidak sedikit. Kemudahan akses informasi membuat kita harus lebih bijak dan awas dalam mengakses informasi yang dihadirkan. Kehati-hatian dalam menjaga informasi data pribadi pun perlu diperhatikan dan jangan sampai lengah untuk memberikan informasi secara online yang tentu bisa berakibat pada kebocoran dan penyalahgunaan data pribadi yang saat ini sedang marak terjadi.

“Tantangan lain bagi saya pribadi adalah di era yang serba digital ini, jenis usaha pun semakin bervariasi. Tidak jarang saat ini kita lihat perkembangan perusahaan-perusahaan startup yang bergerak di bidang-bidang yang mengandalkan teknologi seperti contohnya teknologi financial dan electronic commerce pun semakin marak bermunculan. Hal ini menuntut saya untuk terus mengikuti perkembangan jenis-jenis usaha tersebut dan menguasai ketentuan hukum yang mengatur jenis usaha tersebut. Apabila saya tidak meng-update diri saya sendiri, saya pasti akan ketinggalan dan tidak akan mampu untuk memberikan advice kepada client-client saya yang memiliki usaha pada sektor-sektor tersebut,” ungkap Sinta yang saat ini juga aktif sebagai Pengurus Asosiasi Advokat Indonesia, Bidang Pendidikan.

“Tidak ada cara lain, menurut saya, selain membekali diri dengan pengetahuan. Dengan semakin banyak mengetahui, maka kita akan bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada saat ini dan mengubahnya dari suatu tantangan menjadi suatu hal yang dapat mempermudah kehidupan kita. Pengetahuan tersebut bisa kita dapat dengan berbagai cara. Kiat saya pribadi saya mulai dari hal yang paling sederhana seperi membaca berita sampai dengan mengikuti training atau workshop dengan topik yang relevan,” tegas istri dari I Gusti Ngurah Anditya Ari Firnanda, seorang Pengacara dan Kurator ini. DW

Shelly Oktricia Anindita

Perempuan Harus Manfaatkan Teknologi dalam Aktivitas Sehari-hari

Kemajuan teknologi yang sangat pesat merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Sebagai perempuan, bagi Shelly Oktricia Anindita, atau akrab disapa Shelly, kemajuan zaman yang serba digital saat ini, harus dihadapi dan disikapi dengan bijak dan cerdas. Menurutnya, perempuan harus melek teknologi, sehingga bisa memanfaatkan teknologi tersebut untuk membantu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Saya melihat era digital ini justru sangat membantu saya dalam keluarga maupun bisnis, karena semua bisa dikerjakan secara online, di mana saja dan kapan saja. Jadi justru teknologi malah memberikan kemudahan bagi kita. Sesuai bidang saya, dan juga pengalaman saya di dunia finance dan akunting, membuat saya lebih mudah dalam membuat dokumen finansial dan akunting pada firma hukum milik suami saya, sehingga bisa terdokumentasi dengan baik. Dan, sebagai seorang ibu rumah tangga, tentu saya sangat bangga bisa mendidik dan mengawasi anak-anak saya serta bisa membantu suami di firma hukumnya,” ungkap istri dari Romulo Silaen, seorang Lawyer, serta ibunda dari Rochelle Hillary Emilia Silaen dan Rodrhi Morado Nikolas Silaen ini.

Sebelum terlibat penuh membantu firma hukum suami, yaitu menangani Finance & Accounting Romulo Silaen & Partners, perempuan kelahiran Jakarta, 8 Oktober yang hobi traveling ini, telah menimba banyak pengalaman dalam meniti karier di beberapa perusahaan besar. Selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Komputer Akuntansi, Universitas Bina Nusantara, Shelly berkarier sesuai dengan bidangnya di dunia finance dan accounting. Mulai dari perusahaan Kawai Music, lalu berlanjut ke AXA Mandiri, setelah itu AXA Life, MNC Life dan terakhir di Avrist Insurance.

Gabriela Hutahaean

Peduli Kesehatan Mental Masyarakat

Banyak cara yang bisa dilakukan ketika dorongan dan panggilan hati begitu kuat untuk berkontribusi dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti wanita muda cantik, Gabriela Hutahaean, yang memiliki segudang potensi dalam dirinya untuk bisa digali dan dimanfaatkan bukan saja dalam rangka pengembangan diri tapi juga agar lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kepedulian yang tinggi pada kesehatan mental masyarakat mendorong dirinya untuk ikut menyuarakan betapa pentingnya kesehatan mental.

“Pada tahun 2019, pada tingkat akhir perkuliahan, saya mengikuti kompetisi beauty pageant berskala nasional yaitu Miss Grand Indonesia. Tujuan saya mengikuti ajang tersebut adalah untuk pengembangan diri dan sebagai media untuk saya menyuarakan isu kesehatan mental di masyarakat. Pada tahap awal kompetisi saya bersaing dengan banyak perempuan hebat untuk mendapatkan satu posisi untuk mewakili Sumatra Utara pada tingkat nasional. Puji Tuhan saya mendapat kepercayaan untuk mewakili Sumatra Utara di ajang Miss Grand Indonesia dan pada hasil akhir kompetisi saya memperoleh posisi Tiga Besar dari seluruh Indonesia,” bangga TV Host/Presenter kelahiran Medan, 11 Desember ini.

Setelah ajang Miss Grand Indonesia, Gaby, sapaan akrab wanita yang hobi memasak dan traveling, dapat semakin aktif untuk menyuarakan pentingnya kesehatan mental pada masyarakat dengan program-program melalui komunitas peduli kesehatan mental yang didukung oleh Miss Grand Indonesia. Pada waktu yang bersamaan, istri dari Mandela Sinaga seorang Pengacara yang bernaung di bawah firma hukum Suryamandela & Partners ini, tetap dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu dengan predikat cumlaude pada Fakultas Ekonomi Unversitas Padjajaran Bandung.

Annisaa Sondakh

Perempuan Bisa Membuat Perubahan yang Positif

Setelah mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2015, Annisaa Sondakh mulai meniti karier sebagai Venture Capitalist di salah satu Venture Capital di Indonesia, yaitu MDI Ventures. Selama 6 tahun berkarier di MDI Ventures sebagai Head of Legal, Nisa terlibat lebih dari 60 investasi terhadap start-up tidak hanya di Indonesia tetapi juga di 11 negara lainnya (USA, Jepang, Australia, Singapura, Korea Selatan dan lainnya) dengan total dana kelola investasi lebih dari US$500,000,000.

“ Selama karier saya, saya telah mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam bidang hukum dan strategi bisnis, tidak hanya untuk perusahaan saya bekerja tetapi untuk rekan-rekan saya lainnya yang membutuhkan expertise saya. Saya terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan diri saya, tidak hanya di bidang hukum tetapi juga di bidang bisnis, investasi, informasi dan teknologi,” ujar wanita kelahiran Jakarta, 2 Agustus ini, dengan semangat.

Tantangan dan Peluang di Era Digital. Menurut Nisa, di era digital saat ini, terdapat banyak tantangan yang dihadapi individu dari segi pribadi, karier, dan keluarga. Salah satu tantangan terbesar dari segi pribadi adalah mengelola waktu dengan baik, karena kita sering terjebak dalam kecanduan teknologi dan menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial. Tantangan lainnya adalah menjaga privasi dan menghindari paparan informasi tidak dikehendaki atau tidak sesuai. Selain itu, sebagai individu kita juga harus mencari cara untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan karena kemampuan teknologi terus berkembang secara dinamis.

Di segi karier, lanjut istri dari Araz Felayagi (Startup Founder & Financial Consultant) ini, tantangan utama adalah untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat dan dinamis sehingga dapat menjadi supporting system untuk bekerja, bukan menjadikan teknologi sebagai pengganti pekerja (distrupsi teknologi). Dengan itu, kita harus mampu menghadapi persaingan yang ketat di dunia kerja yang terus diperluas oleh teknologi. Sementara di segi keluarga, tantangan utama adalah mengelola penggunaan teknologi dengan baik untuk menjaga keseimbangan dengan kehidupan pribadi.

Kiat Hadapi Perkembangan Teknologi yang Sangat Pesat. Nisa menegaskan, tidak ada pilihan lain kecuali beradaptasi. Menurutnya, adaptasi tehadap teknologi sangat penting dalam kehidupan karena teknologi telah menjadi bagian integral dalam hidup kita, karena:

  • Teknologi memudahkan kehidupan kita. Contohnya, teknologi memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain dan mengakses informasi guna memperluas wawasan kita.
  • Teknologi membantu meningkatkan produktivitas. Dengan memanfaatkan teknologi yang tepat, kita dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat.
  • Teknologi membantu kita bersaing di dunia kerja. Di era digital saat ini, kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan baik sangat penting untuk menemukan dan mempertahankan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat.

“Artinya, dengan bantuan teknologi, kita dipermudah untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas diri sebagai individu, sehingga tidak ada lagi alasan bagi saya untuk tidak belajar lebih banyak dan beradaptasi terhadap kemajuan terknologi agar tetap relevan. Dengan expertise saya sebagai Venture Capitalist, saya merasa ilmu yang saya dapat di perusahaan tempat saya bekerja dapat bermanfaat tidak hanya bagi perusahaan namun juga terhadap teman-teman yang sedang merintis bisnisnya, saya dapat memberikan advise baik dari aspek hukum dan aspek bisnis. Saya merasa bangga apabila saya dapat menyalurkan ilmu dan pengalaman yang telah saya dapatkan ke orang sekitar saya,” ungkap penyuka olahraga dan travelling ini.

Tantangan untuk Perempuan. Di era digital seperti saat ini, menurut Nisa, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan perempuan, antara lain: memperkuat keterampilan digital, yang merupakan salah satu dari adaptasi terhadap teknologi dan informasi; memanfaatkan teknologi untuk berbagi pendapat, ide kreatif, dan karya-karya untuk menginkatkan visibilitas dan menjadi lebih terdengar; dan dengan mudahnya akses informasi dan telekomunikasi di era digital, kita dapat mengajak teman dan kerabat untuk mendukung kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Bersama-sama kita dapat membuat perubahan yang positif di era digital ini.

Irene Mentari L. Pakan

Perempuan Harus Maju dan Lebih Berperan

Perempuan tidak lagi melulu hanya berkutat dengan urusan-urusan domestik rumah tangga, tetapi harus lebih banyak mengambil peran dalam berbagai bidang kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bernegara. Karena perempuan mampu berperan ganda, dengan segala potensi diri yang dianugerahkan kepadanya. Termasuk dalam menghadapi era digital dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan dinamis saat ini.

“Sebagai perempuan, kita harus tetap maju dan berperan baik dengan profesi atau tanggung jawab apa pun yang kita miliki. Untuk itu kita harus selalu meng-upgade diri dengan pengetahuan dan informasi, agar bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman,” ujar Irene Mentari L. Pakan, yang sangat terinspirasi sosok ibunya yang selalu kuat dan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Setelah disumpah menjadi seorang dokter pada tahun 2020, tahun berikutnya Tari, sapaan akrab wanita kelahiran  Makassar, 25 November ini, menjalankan program Internship Dokter dari Kementerian Kesehatan RI yang kebetulan ditempatkan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Selama internship ia bekerja di Rumah Sakit Umum hingga ke Puskesmas yang berjarak belasan kilometer dari pusat kota.

“Saat ini saya tergabung dalam salah satu grup Rumah Sakit swasta yang besar di Jakarta dan sempat dipercaya untuk memegang salah satu kliniknya. Selain itu, saat ini saya sedang bekerja sama dengan salah satu laboratorium test Covid 19 untuk membuka klinik dokter umum di daerah Tebet, Jakarta Selatan,” tutur istri dari Mangatta Toding Allo, seorang Pengacara, serta ibunda dari Moscelyne Ambun Toding Allo ini.

Hadapi Tantangan dengan Upgading Ilmu. Bagi wanita yang hobi membaca dan traveling ini, tantangan yang sangat dirasakan di era digital  ini, khususnya untuk profesi dokter, adalah pelayanan melalui teknologi serta upgrading ilmu kedokteran yang sangat berkembang. Tuntutan untuk terus melakukan update ilmu apalagi selama dan pasca-pandemi Covid-19 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi karier dan pelayanan dirinya sebagai dokter.

“Untungnya saya memiliki keluarga dan lingkungan yang suportif dan selalu memberikan semangat dalam melalui tantangan tersebut,” ujarnya.

Fitria Angelina

Perempuan Harus Mandiri dan Sejahtera

Sarjana S1 dari STMT Trisakti Manajemen Laut, Fitria Angelina, atau akrab disapa Angel, melihat kemajuan era yang serba digital saat ini, sebagai sebuah tantangan yang mengharuskan setiap orang, apa pun profesi dan kariernya, untuk selalu bergerak maju mengikuti perkembangan yang ada. Kini marak bermunculan berbagai jenis usaha yang semakin bervariasi, perkembangan perusahaan-perusahaan startup yang bergerak di bidang-bidang yang mengandalkan teknologi seperti financial dan electronic commerce semakin menjamur, dan sebagainya. Hal ini menuntut siapa pun untuk terus mengikuti perkembangan jenis-jenis usaha tersebut dan menguasai ketentuan hukum yang mengaturnya.

“Apabila saya tidak meng-update diri saya sendiri, saya pasti akan ketinggalan dan tidak akan mampu untuk memberikan advice kepada client-client saya yang memiliki bidang usaha pada sektor-sektor tersebut,” tegas wanita kelahiran Indramayu, 23 Maret, yang hobi menari dan menyanyi ini.

Sebagai perempuan dengan era teknologi dan digital yang sudah semakin maju, menurut istri dari Chitto Cumbhadrika, seorang Pengacara, sudah seyogyanya dapat mengisi peran-peran yang ada dengan memanfaatkan era yang telah maju ini. Perempuan saat ini harus bisa menjadi pribadi yang mandiri serta sejahtera tanpa melupakan kewajiban-kewajiban yang terkandung sebagai perempuan.

“Menurut saya, saat ini adalah saat untuk perempuan berperan besar dalam sektor kehidupan, baik di dalam keluarga, maupun di sektor kehidupan lainnya,” lanjut Angel yang sangat terinspirasi sosok Maudy Ayunda, yang bisa membuktikan bahwa perempuan tidak hanya cantik secara fisik, namun juga mempunyai intelektual yang tinggi dan tidak lupa tetap mempunyai tanggung jawab dalam kehidupan rumah tangganya.

Rachel Ulitinawati Panggabean

Perempuan Harus Melek Teknologi dan Digital Sehingga Dapat Diandalkan

Bermodalkan gelar Sarjana Hukum dan Master Kenotariatan dari Universitas Gadjah Mada yang ditempuh tanpa jeda selama 6 tahun, membuat Rachel Ulitinawati Panggabean memberanikan diri menjadi seorang Bankir pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. melalui jalur Officer Development Program sejak tahun 2016 hingga sekarang.

“Meskipun awalnya berencana untuk berkarier sebagai seorang Notaris dan PPAT dan menjadi seorang bankir awalnya hanya sebagai batu loncatan untuk memuluskan jalan saya sebagai Notaris dan PPAT, namun sekarang saya sangat menikmati, bersyukur dan bangga dapat menjadi bagian dari Bank yang masuk ke dalam lima besar perbankan dengan aset terbesar di Indonesia. Di samping itu, tempat saya meniti karier ini juga merupakan bank pertama di Indonesia yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan hingga sekarang setiap tahun selalu menjadi bank spesialis penyalur KPR terbanyak sehingga tidak heran image bank KPR pun telah melekat sejak puluhan tahun yang lalu. Di Bank BTN, saya dipercaya oleh top level management untuk duduk pada Legal Division selama 5 (lima) tahun pada bidang Non Litigation maupun Litigation dan saat ini saya dipercaya untuk memperluas ilmu saya di bidang perbankan pada Customer Care Division khususnya menganani Service Measurement & Monitoring yang mana pekerjaan saya berfokus pada kualitas layanan Bank BTN di seluruh Indonesia,” tutur Rachel, sapaan akrab wanita kelahiran Jakarta, 20 Januari ini, dengan bersemangat.

Menghadapi era yang serba digital saat ini, diakui iastri dari Tommy Jefri Hanter Manurung, Pegawai Kementerian Perhubungan ini, tantangan dan rintangan yang paling dirasakan dalam karier terutama selama masa pandemi beberapa tahun ke belakang. Namun, di samping tantangan, banyak kemudahan yang ia rasakan bersama-sama dengan BTN-ers yang bekerja dari rumah untuk tetap menggerakkan roda perekonomian Indonesia yang saat itu bisa dibilang agak tersendat.

“Kami sebagai bankir tetap dituntut untuk produktif bahkan diwajibkan tetap buka setiap hari untuk memudahkan seluruh kalangan tetap dapat melakukan transaksi keuangan di mana pun dan kapan pun. Dan, menurut hemat saya, dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan tersebut adalah tetap melakukan skill upgrading dengan mengikuti berbagai pendidikan atau pelatihan yang sudah disediakan oleh instansi tempat saya bekerja agar tidak tertinggal,” lanjut Rachel yang juga dipercaya sebagai Pengurus pada Keluarga Alumni Hukum Gadjah Mada (KAHGAMA) dan Kagama Bantuan Hukum (KBH).

Mendiang Ibu Sosok Inspiratif. Rachel sangat terinspirasi oleh mendiang ibunya dalam menjalani hidup karena bimbingan beliau semasa hiduplah yang menjadikan dirinya bisa seperti saat ini. “Karena saya tidak mungkin dapat mengenyam pendidikan di universitas terbaik di Indonesia kalau bukan dorongan beliau dan segala petuah beliau yang saat ini masih saya jadikan pedoman dalam hidup saya. Dan kepada para perempuan di mana pun, saya imbau kita harus melek teknologi dan digital sehingga memiliki pola pikir yang lebih hebat, cara pandang yang lebih maju dan dapat diandalkan dalam segala hal sehingga semakin berperan, mandiri, sejahtera, dan diperhitungkan dalam berbagai sektor kehidupan,” tegas bankir yang hobi menyanyi, berenang, dan travelling ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top