Event

Pernikahan Yasinta Fitri Aini dan Muhammad Ridwan Aziz, Dua Hati Menyatu dalam Kebahagiaan Pernikahan Mengusung Resepsi Bertema Minangkabau

MajalahKebaya.com, Jakarta – Kebahagiaan terbesar yang terjalin dalam hubungan percintaan yang tulus dan penuh kasih sayang adalah ketika berhasil mengaamiinkannya sebagai pasangan suami istri yang siap mengarungi babak baru kehidupan. Berani menghadapi tantangan pernikahan dengan bijaksana dan hati yang setia meskipun harus berhadapan dengan tantangan menyulitkan. Yasinta Fitri Aini dan Muhammad Ridwan Aziz, pasangan berbahagia ini memutuskan untuk melangkah ke babak selanjutnya setelah sudah saling mengenal sejak bangku SMA, tepatnya ketika keduanya menjadi teman sekelas. Sebelumnya mereka tidak saling mengenal. Aziz merupakan tipe laki-laki pendiam dan mereka berhasil berkomunikasi dalam kerja kelompok bersama.

“Permulaan kenal karena Aziz bertanya tentang pelajaran Kimia yang merupakan pelajaran yang paling saya sukai. Dari sana mulai sering ngobrol, jalan-jalan bersama hingga terbentuk dalam satu kelompok dengan teman-teman lain. Setelah bersahabat, saya mulai intens mengobrol dari mulai pelajaran sampai hal-hal random lainnya. Sampai akhirnya kami saling support untuk bersama dan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.”

Aziz mengambil jurusan Teknik di luar kota Jakarta dan Yasinta mengambil jurusan Farmasi serta profesi Apoteker. Keduanya sempat menjalani hubungan jarak jauh selama berkuliah dan hanya bertemu sesekali. Sampai akhirnya lulus dan saling berkomitmen untuk kejelasan hubungan dengan usia yang cukup.

“Kami memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius (rumah tangga) dan sampai saat ini kami masih bersahabat dengan circle pertemanan yang sama sejak SMA. Mungkin ini yang dinamakan sahabat jadi teman hidup. Aamiin…”

Momen kebahagiaan yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 29 Juli 2023 dan bertempat di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat menggunakan tema Minang. Putra dan putri dari Ibu Zuraini dan Bapak Tandos serta Ibu Sri Mulyanti dan Bapak Hasbullah ini memulai akad pada pagi hari Pk 08.00 WIB diikuti dengan resepsi pada Pk 11.00-14.30 WIB. Pada acara akad ada prosesi penyambutan pengantin laki-laki dan keluarga oleh keluarga pengantin perempuan diikuti dengan penyerahan seserahan dan berlangsungnya akad. Undangan yang disebar sebanyak 500 undangan atau sekitar 1000 tamu dan terdapat 30 tamu VIP.

Prosesi akad pernikahan adat Minangkabau dilangsungkan dengan menerapkan syariat Islam, mulai dari pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, ijab qobul, pemberian nasehat pernikahan, dan ditutup dengan do’a bersama. Selanjutnya diberikan gelar adat Minang untuk pengantin laki-laki setelah sah menjadi suami, yaitu gelar Sutan.

Pengumuman gelar untuk mempelai laki-laki sebagai tanda penghormatan dan kedewasaan di gerbang kehidupan yang baru. Gelar tersebut diumumkan oleh Ninik Mamak dari keluarganya. Menantu laki-laki meskipun bukan orang Minangkabau sekalipun jika menikah dengan putri Minang dapat diberikan gelar yang biasanya diberikan oleh kaum Mamak (Paman) pengantin perempuan atau boleh juga oleh kaum/keluarga istri.

Dilanjutkan dengan resepsi kirab pengantin diiringi dengan Tari Pasambahan dengan musik tradisional khas Minang berupa talempong dan gandang tabuik yang dimainkan sebagai latar belakang, dilanjutkan dengan Tari Piring kemudian bersanding di pelaminan menjadi momen bersandingnya kedua mempelai di atas pelaminan setelah sah menjadi suami istri,  Keduanya menyapa tamu dengan diiringi musik tradisional.

Sedangkan untuk tema yang diusung dalam acara wedding secara garis besar adalah Minang tradisional dipadukan dengan sentuhan modern. Tema ini dipilih karena pengantin perempuan adalah keturunan Minang, (Mama Pariaman dan Papa Batusangkar) sementara pengantin laki-laki adalah keturunan Jawa Betawi. Tema Adat Minang dipilih atas kesepakatan bersama dan merupakan impian pernikahan dari mempelai perempuan untuk mengenakan Suntiang yang indah pada hari pernikahannya, selain itu adat yang kental dan penuh makna di setiap dekorasi, prosesi, pakaian  adat  untuk akad dan resepsi dan “Suntiang” sebagai mahkota yang dikenakan oleh mempelai perempuan, sentuhan modern dipadukan dengan adanya tambahan bunga-bunga untuk dekorasi di sepanjang jalan menuju pelaminan akan menambah kesan elegan yang sulit terlupakan.

Selain berharap momen pernikahan berjalan dengan lancar, keduanya menyimpan impian agar perjalanan rumah tangga berjalan dengan lancar dan saling mendukung dalam segala hal, menjadi lebih baik lagi dalam sifat, kepribadian, bertumbuh bersama, saling menghargai satu sama lain, menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain, baik pasangan maupun keluarga satu sama lain, melengkapi satu sama lain dan mengupayakan cita-cita dan tujuan-tujuan ke depan secara bersama-sama dan dengan menikah keduanya ingin membahagiakan orang tua secara bersama-sama.

“Saya berharap semoga kami dapat menjadi keluarga yang sakinah Mawaddah warahmah dan dikarunia anak-anak yang saleh dan salihah, kami mengerti satu sama lain. Kami bisa merasa nyaman dan menjadi diri sendiri dan bercerita apapun bahasanya atau topiknya, serta dapat diajak berkomunikasi dengan baik, kami bisa menempatkan diri dan bisa menjadi sosok sahabat, kakak dan pasangan dan kami  mempunyai harapan atau visi yang sama ke depannya,  sehingga setelah beberapa lama menjajaki kami mantap memutuskan untuk membangun rumah tangga.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top