Cover Story

Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si, Lestarikan Budaya Betawi Bentuk Penghargaan pada Warisan Leluhur Bangsa

MajalahKebaya.com, Jakarta – Bagi Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si. yang akrab disapa Prof Sylvi, setiap pembangunan dan perubahan tidak mungkin berasal dari satu orang saja. Banyak peran kerja tim khususnya di lingkungan Pemrov DKI Jakarta yang saling bahu membahu membangun DKI Jakarta. Kerja nyata yang dapat dimanfaatkan masyarakat dimulai dari terbentuknya Beranda Betawi yang terdiri dari Perpustakaan, UMKM dan Kesenian. Di sisi lain, pembenahan jalanan rusak dan masalah sampah yang sudah disterilkan merupakan langkah nyata kerja tim dalam upaya membangun loyalitas demi DKI Jakarta tercinta.

Prof. Sylvi menegaskan bahwa kesadaran untuk melestarikan budaya nenek moyang, dalam hal ini Betawi, mesti ditopang oleh seluruh kekuatan stakeholders. Semua harus berperan aktif dengan berbagai perangkat yang dimiliki untuk terus menerus mewariskan budaya Betawi ini.

“Pada sektor Pendidikan, Budaya Betawi harus masuk menjadi kurikulum inti. Pada sektor Wisata, harus berani menjadikan produk budaya Betawi sebagai ikon di semua penjuru destinasi. Kemudian di sektor Ekonomi, bagaimana kreativitas warga Betawi dalam memasarkan produk budayanya didukung penuh sehingga bisa masuk di pasar internasional. Dan tidak lupa, sektor SDM juga mesti menyentuh kalangan remaja dan milenial agar mereka percaya diri mencitrakan dirinya sebagai orang Betawi yang cinta warisan leluhur,” ucap Prof Sylvy.

Terkait Ondel-ondel yang sempat menuai pro kontra karena dijadikan sarana ‘ngamen’ anak-anak jalanan, secara spesifik Prof. Sylvi menegaskan, yang pertama dan paling mendasar adalah bahwa Ondel-ondel tidak hanya perwujudan dari seni budaya Betawi saja, melainkan ada nilai luhur yang harus dijaga bersama di dalamnya. Secara historis, Ondel-ondel sudah ada sebelum 1.600 Masehi. Bukti ini tercatat dalam buku perjalanan yang ditulis oleh seorang pedagang dari Inggris bernama W. Scot. Beliau menulis bahwa ada kebudayaan unik yang berbentuk boneka raksasa dan dipertunjukkan oleh masyarakat Sunda Kelapa dalam sebuah upacara adat. Memang tidak disebutkan namanya, tetapi para ahli yakin bahwa jenis boneka yang dimaksud adalah Ondel-ondel.

“Terlepas dari spirit apa yang melatar-belakangi adanya budaya Ondel-ondel ini, kita mesti menghormati bahwa sampai saat ini warisan itu tetap ada dengan berbagai macam perjuangan yang dilakukan para pendahulu. Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 4 tahun 2015 sudah mengatur tentang bagaimana Pelestarian Kebudayaan Betawi. Salah satunya soal menempatkan Ondel-ondel dalam tiap festival budaya. Masalah Ondel-ondel menjadi alat mengamen, ini penting agar terus disosialisasikan kemudian ditegakkan aturannya. Tapi pun demikian, persoalan ngamen Ondel-ondel ini harus betul-betul holistik dalam menyikapinya. Terutama, jika sudah menyangkut pendapatan ekonomi. Pemerintah, pelaku budaya dan semua masyarakat harus bijak menempatkan Ondel-ondel sebagai nilai luhur dan sumber ekonomi masyarakat,” jelas Prof Sylvi dengan bijak.

Demikian pun dengan budaya Betawi dalam bidang wastra. Agar Batik Betawi bisa sepopular batik-batik daerah lain dan bisa mendunia, menurut Prof Sylvi desain harus bagus, tidak menghilangkan motif dasar sebagai identitas Betawi, dan relevan dengan model yang digandrungi milenial.

“Sebetulnya, persoalannya ada pada bagaimana sistem memasarkan batik Betawi sehingga bisa masuk ke pasar pasar global. Kedua, gencarkan pameran dan fashion show. Ini berkaitan erat dengan political will Pemerintah juga apakah ada kecenderungan terhadap mendongkrak batik Betawi ini atau tidak. Saya terus mendorong agar batik Indonesia, termasuk Betawi pastinya untuk bisa go global. Batik, termasuk dari Betawi layak diakui dunia, kenapa? Karena UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian. Dan jangan lupa, batik Indonesia sudah resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ke-3, setelah keris dan wayang,” tegas Prof Sylvi.

Dedikasikan Diri untuk Jakarta Lebih Baik

Kiprah dan perjalanan karier Prof Sylvi dalam pengabdiannya lewat jalur politik dan pemerintahan, semakin mematangkan niat dan tekadnya untuk mendedikasikan seluruh hidup memperjuangkan kepentingan masyarakat, khususnya di DKI Jakarta. Ia sangat bangga dan selalu bersyukur bisa bermanfaat bagi banyak orang. Karena itu, dengan pasti dan tidak ada keraguan, tidak ada kata berhenti atau lelah dalam pengabdian, dengan melanjutkan tugas sebagai Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta pada Pemilu Legislatif 2024 mendatang. Per 22 Desember 2022 ia sudah mendaftarkan diri kembali di KPU DKI, dengan tekad untuk memberikan solusi terbaik bagi warga Jakarta.

“Usia saya tidak lagi muda dan seluruh proses yang sudah dilalui, saya sangat mensyukurinya. Bukan hanya di dunia politik, mengenyam pendidikan hinggga menjadi Guru Besar juga menjadi spirit utama yang ingin saya tularkan kepada sesama. Pengabdian saya di DKI bersama tujuh Gubernur dari masa ke masa sebanyak 11 amanat jabatan dan 31 tahun ini menjadi reward bagi diri saya yang dalam amanat saya sendiri untuk mengabdikan diri sepanjang hidup,” tegas Prof. Sylvi yang memiliki prinsip utama dalam hidup, menjadi pribadi yang bermanfaat lewat jalan yang dipilihnya, yaitu politik, yang digunakannya sebagai sistem untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada nilai-nilai kebangsaan.

Prof Sylvi merupakan Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DKI Jakarta dan dipercaya sebagai Ketua Badan Kerjasama Parlemen (BKSP) DPD RI (2022-2023). Sebelumnya sebagai Ketua Badan Akuntabilitas Publik/BAP DPD RI (2019-2020) dan Ketua Komite III (2020-2021 dan 2021-2022). Perempuan kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1958 ini merupakan mantan birokrat yang lama berkarier di lingkungan pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Lulusan Sarjana Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Jayaba (1980), Pasca Sarjana Manajemen Kependudukan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1990), Doktor Manajemen Pendidikan Fakultas Kependidikan Universitas Negeri Jakarta (2005) dan Guru Besar Bidang Pendidikan Universitas HAMKA (2008) ini, tercatat sukses bertugas hingga jabatan PNS paling puncak yaitu Eselon I dengan posisi Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta (2015-2016). Pada 2017, ia menjadi salah satu calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top