MajalahKebaya.com, Jakarta – Kekuatan mental seorang perempuan yang tumbuh menjadi pribadi tangguh dan penuh percaya diri berawal dari keyakinan untuk memberikan perubahan berarti bagi kehidupan. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi bagaimana mampu bermanfaat bagi orang lain. Menurut Linda Octora, S.i.kom, kelahiran Surabaya 25 Oktober yang berprofesi sebagai Operational Director Pataka 81 & Partners dan Ketua Pertani HKTI Provinsi Banten, perempuan zaman sekarang harus berpikir lebih maju. Tidak selamanya dituntut menjadi perempuan pintar, tetapi harus cerdas dalam memanfaatkan era digital.
“Kita harus memanfaatkan era digital ini dari handphone karena bisa mencari tahu, pandai memilih, bijak dan pintar. Karena semakin canggih digital, jadi semakin beragam modus kejahatan dan kita harus pintar menghadapi hal tersebut.”
Jatuh Cinta pada Organisasi. Awalnya Lindra jatuh cinta pada organisasi mulai dari lingkungan OSIS, kemudian organisasi seperti KNPI. Setelah menamatkan pendidikan tinggi, ia mulai bergabung dengan HIPMI dan IKADIN. Ketika itu, ia juga dipercaya menjadi Ketua Taekwondo Indonesia, Divisi Olahraga di Ikatan Speda Sport Indonesia dan Ketua Pertanian Provinsi Banten.
“Dari organisasi kita belajar karena kalau semakin besar organisasi akan semakin besar juga tantangannya. Apalagi selaku Ketua kita menghadapi berbagai karakter orang. Seperti di pertanian tidak hanya menghadapi petani, tetapi untuk yang berperan mengolah hasil rumahannya baik laki-laki maupun perempuan. Sekarang juga sudah banyak petani milenial, petani muda yang daya pemikirannya sudah luar biasa. Tentu akan berbeda-beda dan harus bisa mengimbangi. Saya juga belajar bahwa setiap organisasi tidak akan sama dalam hal permasalahan, penanganan masalah dan juga pengelolaannya.”
Di lingkungan organisasi, menurut pengalaman pribadinya, ibunda dari Givandra Milan Rachman (14 tahun) dan Aisyah Andara Putri (5 tahun) ini, tidak jarang dipandang sebelah mata hanya karena Ketua atau Pemimpinnya seorang perempuan.
“Namun hal demikian justru memotivasi saya agar kita bisa membuktikan bahwa perempuan mampu bersaing dengan laki-laki dalam hal-hal positif, bahkan banyak organisasi yang sukses di bawah naungan perempuan,” papar Lindra semangat.
Bisnis di Masa Pandemi. Pada saat pandemi, Lindra dan beberapa teman membuka cafe di daerah Gandaria dengan harapan konsumen dapat menggunakan fasilitas yang dibutuhkan pada saat Work From Home. Ketika launching di bulan April 2020, tepat sebelum covid, ia dan teman-teman sudah merancang proses pembukaan cafe dan tetap memutuskan untuk lanjut meskipun mengalami situasi perekonomian yang tidak baik-baik saja. Tidak lama kemudian pada masa transisi, ada imbauan yang menyatakan tidak boleh keluar rumah. Otomatis jam operasional cafe dibatasi. Lindra mengalami tantangan yang cukup berat di mana banyak cafe yang harus gulung tikar. Tidak hanya itu, kendala dalam operasional dan manajemen menjadi poin selanjutnya yang harus dituntaskan dengan bijaksana.
“Tapi kita satu sama lain saling menguatkan, saling support dan Alhamdulillah sampai sekarang cafenya masih berdiri. Kita bisa bertahan melewati pandemi dengan kerja keras dan kesulitan yang luar biasa. Kita ada beberapa owner dan di sini namanya beda kepala. Tapi kita percaya yang paling sulit dalam usaha itu mempertahankan apalagi kalau kita kerja sama bukan hanya dengan satu orang.”
Bersyukur pada Setiap Kesempatan. Lindra memilih untuk menuangkan rasa lelahnya melalui tulisan di berbagai kesempatan. Ia mencatatkan hal-hal yang sudah dicapai di sebuah buku. Fungsinya untuk mengurangi beban yang terasa berat ketika sesuatu yang positif diungkapkan dalam bentuk tulisan. Dari sana istri dari Andri Juliansyah, SH., M.H ini akan semakin bersyukur terhadap pencapaian yang sudah diraih dengan perjuangan yang tidak mudah.
“Saya juga bersyukur ketika banyak berinteraksi dengan orang lain. Saya belajar bukan permasalahan saya saja yang sulit, ternyata permasalahan orang lain lebih berat. Ternyata tidak seperti yang kita pikirkan. Dari rasa syukur ini, ibadah menjadi nomor satu karena yang bisa mengontrol diri ini pasti diri kita sendiri. Caranya kita beribadah, bersyukur dan positive thinking.”
Target Konkrit di 2024. Di tahun 2024, saatnya menghadapi peta demokrasi. Pasti semuanya tidak luput dari politik apalagi organisasi dan bisnis. Diungkapkan Lindra, bagaimana caranya di tahun 2024 ini mengajak teman-teman untuk berdiskusi, rapat dan kegiatan lain-lain. Kegiatan tersebut memerlukan tempat atau situasi yang nyaman. Jadi ini merupakan strategi bisnis yang ditanamkan Lindra untuk menggandeng teman-teman agar dapat menyelenggarakan rapat di cafe kepunyaannya.
“Kita kasih diskon dan fasilitas lain. Organisasi kan pastinya lagi diincar di politisi ya jadi gimana caranya kita bisa mengikuti alur itu jangan sampai di tahun politik ini organisasinya tidak ada kegiatan, tapi kita tetap netral. Kita tetap tidak memihak karena pada saat di bilik Pemilu nanti urusan pribadi masing-masing. Tapi kita tetap mengikuti alurnya jadi bisa memanfaatkan peluang.”
Selain itu, Lindra berharap di tahun baru ini, pemikirannya lebih matang, dapat mengikuti alur zaman di mana era digitalisasi lebih maju dan memanfaatkan zaman sekarang untuk hal-hal positif.
“Harus melakukan yang lebih baik, mengurangi hal-hal negatif dan berusaha bagaimana caranya selangkah lebih maju. Di era digitalisasi ini anak-anak terkadang lebih pintar daripada orang tua. Harapan untuk Pemerintah, semoga Pemerintah lebih membatasi situs-situs yang tidak baik kemudian lebih diperbanyak edukasi yang lebih mendidik. Sedangkan harapannya untuk anak-anak semoga anak-anak saya mempunyai akhlak yang baik karena dengan bekal akhlak yang baik maka dengan sendirinya anak dapat bersikap baik.”