MajalahKebaya.com, Jakarta – Kesuksesan Indirawati Hayuningtyas menjalankan profesi sebagai Notaris yang melayani kepentingan masyarakat tak lepas dari nilai-nilai kejujuran, bekerja dengan ikhlas, tekun, dan bertanggungjawab. Di tahun 2024 ini, ia berharap diberi kesehatan, kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan.
Selepas lulus dari S1 Fakultas Hukum, Indirawati Hayuningtyas mengikuti jejak dosennya yang masuk Pendidikan Profesi Kenotariatan. Ia pun mampu meraih prestasi sebagai lulusan tercepat. “Sebetulnya saya ingin kerja di bank, yang tampilannya rapi, wangi, cantik. Tetapi saya memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan Profesi Notaris di Universitas Gadjah Mada dan Alhamdulillah berhasil menjadi lulusan tercepat,” kenang wanita cantik kelahiran Cilacap ini.
Saat itu Iin, sapaannya, kuliah sembari bekerja di Koran Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta bagian Personalia. “Kebetulan istri atasan saya buka kantor Notaris, saya ditawari kerja di kantor Notarisnya. Beliau meminta saya supaya belajar dan saat itu saya masih mahasiswa jadi saya pelajari sendiri semua hal yang mengenai pekerjaan Notaris.”
Setelah lulus, Iin menjadi Asisten Notaris selama 5 tahun. Ia belajar banyak dalam menangani berbagai pekerjaan Notaris dan PPAT. Kepercayaan yang diberikan oleh atasannya menjadi motivasi bagi Iin untuk bekerja dengan baik, bertanggung jawab, teliti, dan cermat. “Apabila sampai terjadi kesalahan maka yang menangung resikonya adalah atasan saya. Jadi, saya mengambil hikmahnya di sini, bekerja sambil belajar lagi.” ujar Iin.
Di awal membuka kantor Notaris, Iin bersyukur pernah menjadi Asisten Notaris sehingga memiliki pengalaman dan modal ilmu. Ia berkaca pada pengalamannya sebagai Asisten Notaris. Iin menyadari salah satu kesuksesan Notaris adalah komunikasi dan menjaga kepercayaan klien.
Menurut Iin, profesi Notaris tidak ada kompetitor karena semua Notaris itu sama, yang terpenting adalah kita jujur, bekerja dengan ikhlas, tekun, dan tanggung jawab. “Kalau kita sudah menerima pekerjaan dari klien maka segera harus diselesaikan. Kalau pun kita tidak bisa selesaikan maka kita harus komunikasikan dengan klien. Bagi saya, bagaimanapun permasalahannya tetap harus dicari jalan keluar untuk penyelesaiannya dengan tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku.
Tantangan SDM dalam Profesi Notaris. Sebagai Notaris, tantangan besar yang dihadapi Iin terutama SDM untuk bisa mengikuti cara kerja yang telah diaturnya. “Karyawan itu kan harus mengikuti aturan yang saya buat, saya ingin kerjanya cepat dan perfect. Jabatan Notaris itu tidak gampang, harus mandiri dan tidak berpihak, teliti dan cermat, kalau kita sampai lalai atau sembrono dampaknya ke klien bisa sampai terjadi konflik dan sampai ke Pengadilan, sehingga sangat riskan. Saya harus jaga diri saya, jaga para pihak, jadi saya harus menjalankan jabatan saya sesuai dengan peraturan yang berlaku.”
Iin berusaha karyawannya bisa mandiri dalam menjalankan pekerjaan dan tidak harus selalu tergantung pada dirinya. Ia ingin karyawan memiliki integritas dan kredibilitas dalam pekerjaan. “Saya membagi tugas kepada karyawan sehingga mereka bisa berjalan sendiri sesuai dengan peraturan yang ada. Jadi kalau ada yang konsultasi atau menanyakan suatu persyaratan, setidaknya mereka bisa menjawab.”
Komitmen dan tanggung jawab terhadap pekerjaan berusaha ditanamkan Iin kepada para karyawan. Karyawan juga harus jujur dan kalau ada kesulitan/kesalahan harus dibicarakan. “Semua masalah diselesaikan dengan kekeluargaan, tidak tegang,kalau ada kesulitan/kesalahan mereka harus ungkapkan. Kalau mereka tidak jujur, mereka menyelesaikan sendiri dan membahayakan saya jika tidak benar. Jadi apapun itu mereka harus bicara. Komunikasi dan komitmen juga sangat penting dalam membangun kepercayaan klien karena klien juga membutuhkan informasi, penyelesaian atau dialog. Kita harus siap dengan pertanyaan mereka dan kita harus bisa menyelesaikan.”
Iin menyadari pentingnya komunikasi di era digital ini. Saat ia tidak sedang bekerja, akan segera merespon pesan masuk ke WhatsApp-nya . “Kalau ada pesan WhatsApp masuk saya akan jawab karena itu komunikasi yang penting buat saya. Tapi kalau sedang kerja saya tidak tergantung gadget ya karena konsentrasi saya akan terganggu. Gadget akan saya gunakan saat tidak bekerja, saat santai.”
Iin bersyukur di tahun 2023 semua berjalan sesuai harapan, dan di tahun 2024 ini, ia berharap semoga ditambah sehat, lancar, sukses pekerjaannya, dan tambah dipercaya. Kalau pun ada kendala dan hambatan, itu lumrah. “Setiap profesi dan pekerjaan apa pun pasti ada kendala, kerikil, hambatan permasalahan .. tapi apa pun itu saya jadikan pembelajaran untuk menjadi lebih baik.”
Doa dan Harapan untuk Buah Hati. Di tahun 2024 ini, Iin berharap anaknya yang masih kuliah diberi kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan dalam menyelesaikan kuliahnya. Ia pun banyak berdoa untuk anak-anaknya, memberikan arahan dan masukan, terlebih lagi mereka akan masuk dunia kerja. Anak pertamanya, Fajar Sudrajad Indra Pratama, B.Sc, lulusan Clausthal University of Technology Jerman yang sudah bekerja di Kaltim Methanol Industry sebagai Engineer pada bagian Maintenance Planning and Control (Plan Engineer). Anak kedua, Fadhilah Rahmi Tamy Desindira, S.H., sedang melanjutkan S2 Kenotariatan di Universitas Padjajaran, dan anak ketiga Fatiavani Indira Fitraningtyas, mahasiswa Kedokteran di Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Balance Antara Karier dan Keluarga. Keseimbangan antara karier dan keluarga sangat penting bagi Iin. Ia pun selalu meluangkan waktu di hari Sabtu bersama keluarganya. “Kalau hari Minggu saya ingin di rumah saja, tapi tetap fleksibel juga. Untuk pekerjaan dari hari Senin sampai hari Jumat. Kalau saya sedang jenuh ya pergi jalan-jalan dan makan bersama keluarga. Saya suka kebersamaan dengan keluarga saya.”
Kepada anak-anaknya, Iin menanamkan nilai-nilai pendidikan seperti sopan, jujur, tidak boleh sombong, bergaul dengan siapa saja dan bersikap baik. “Saya ingin anak-anak saya menjadi anak yang kuat, mandiri, dan berbakti kepada orang tua (birrul waalidain). Saya bilang kepada anak saya yang penting kita tekun, bekerja keras,tidak sombong, kita jalani apa yang menjadi kewajiban kita, nanti akan ada hasilnya. Hasilnya juga akan sesuai dengan apa yang kita jalankan,” ujarnya bijak.
Iin bersyukur sangat di-support suami tercinta, Ir. Mochammad Farid Tomik yang memberikan kebebasan untuk berkarier dan berorganisasi. “Saat ada pertemuan untuk kepentingan karier maupun organisasi di luar kota, saya tidak pernah dilarang suami, yang penting saya bisa menjaga diri. Saya tidak akan bisa seperti sekarang ini kalau suami tidak support, pokoknya luar biasalah, saya suka terharu.”
Iin pun memegang teguh kepercayaan suami dalam penjalankan kariernya. Ia juga kerap mengingatkan anak-anaknya untuk bisa mandiri dengan bekerja dan saat sudah menikah tidak menjadi beban bagi keluarga.
Pencapaian karier Iin hingga saat ini terinspirasi dari almarhum ayahnya yang berkarier sebagai seorang Hakim. Nasehat dari ayahnya untuk menjaga nama baik keluarga selalu diingat Iin. “Beliau jadi pejabat tapi tidak sombong. Bapak saya juga mengajarkan supaya kita jangan sampai putus silaturahmi. Saya selalu diajak saat ada pertemuan dengan keluarga Bapak atau Keluarga Ibu. Kalau kita sudah ke sana wah ramai semua pada datang.”
Iin bersyukur ayahnya masih sempat melihat dirinya sukses berkarier sebagai Notaris sebelum meninggal. “Saya bisa menjadi sekarang juga karena doa beliau, bimbingan dan arahannya, doa Ibu saya, dan keluarga pastinya.”
Berbagi dengan Sesama. Iin berusaha untuk menjalankan kariernya sebagai Notaris secara profesional. Ia fokus untuk menyelesaikan pekerjaannya. “Saya menikmati pekerjaan ini dan berusaha menjalankan pekerjaan dengan melihat kemampuan saya. Selain pekerjaan ini, saya tidak punya bisnis.” terang Iin yang hobi memasak dan olahraga Yoga.
Untuk mengisi waktu luang, Iin juga mengikuti organisasi dan kegiatan arisan bersama beberapa teman di Bandung. Ia juga suka berbagi dengan orang lain, misalnya saat pergi ke luar kota pasti akan membeli oleh-oleh yang akan diberikan kepada keluarga maupun teman dan tetangganya. “Semua ini juga berkat doa orang banyak, jadi cari berkah dengan minta perlindungan kepada Allah apalagi pekerjaan Notaris penuh tantangan dan risiko.”
Bagi Iin, pencapaian suksesnya tak terlepas dari prinsip yang ditanamkan orang tuanya untuk selalu berbagi kepada sesama. Selain itu komunikasi, bertanggung jawab, disiplin. “Itu yang perlu dijalani dalam hidup ini, yang penting kita berbuat baik walaupun tidak semua orang berbuat baik kepada kita, yang penting kita tetap baik.”