MajalahKebaya.com, Jakarta – Dua kali gagal dalam Pemilihan Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019 dan 2019-2024, bukan alasan bagi Jendral TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, untuk menyerah. Dinaungi niat tulus untuk berbakti kepada Bangsa, pada Pemilihan Presiden 2024-2029, Purnawirawan TNI ini kembali mencalonkan diri, berpasangan dengan K.P.H Gibran Rakabuming Raka, B.Sc, yang tak lain adalah putra pertama Presiden RI ke-7, Joko Widodo. ”Niat kami hanya untuk mengabdi, berbakti kepada rakyat Indonesia,” imbuh sosok yang karib disapa Prabowo ini.
Dan ketulusan lelaki kelahiran 17 Oktober 1951 ini, pun mendapat apresiasi positif dari sebagian besar rakyat Indonesia. Terbukti, berdasarkan hasil hitungan cepat atau quick count, pasangan Prabowo-Gibran mengantongi suara hampir 60%. Disusul kemudian pasangan Anies-Muhaimin 26% dan Ganjar-Mahfud 16%.
Rangkul Semua Kekuatan. Bagi Prabowo-Gibran, kemenangan yang diraih harus menjadi kemenangan untuk seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, pasangan yang popular dengan istilah gemoy dan samsul ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu.
”Prabowo-Gibran dan seluruh Koalisi Indonesia Maju akan merangkul semua unsur dan semua kekuatan. Kami akan menjadi Presiden – Wakil Presiden dan Pemerintah untuk seluruh rakyat Indonesia. Berkali-kali saya tegaskan, saya akan memimpin bersama saudara Gibran, akan mengayomi, akan melindungi, akan membela seluruh rakyat Indonesia. Apa pun sukunya, apa pun kelompok etnisnya, apa pun rasnya, apa pun agamanya, apa pun latar belakang sosialnya, seluruh rakyat Indonesia akan menjadi tanggung jawab kami untuk menjaga kepentingannya,” tutur Prabowo, yang juga mengajak masyarakat, terutama pendukung Prabowo-Gibran untuk tidak jumawa dan tetap menunggu hasil resmi KPU.
Songsong Kemajuan Bangsa. Dengan jargon kampanye ’Menuju Indonesia Maju’, Prabowo-Gibran siap menyusun tim pemerintahan yang terdiri atas putra-putri terbaik Bangsa Indonesia.
”Rakyat yang menentukan, rakyat yang memutuskan, rakyat berhak mendapatkan pemimpin yang dikehendaki oleh rakyat Indonesia. Dengan dukungan rakyat, dengan suara rakyat yang sudah diberikan, mari kita menghadap ke depan, melihat ke depan, bangsa yang hebat selalu melihat ke depan, menyongsong masa depan. Kita laksanakan kampanye memang dengan semangat, memang kadang dengan kata-kata keras, itu namanya kampanye, sekarang kampanye telah selesai, kita harus bersatu kembali. Saya mengajak, mari kita lupakan kata-kata yang kasar, di antara saudara, bertengkar itu biasa, tapi bertengkar jangan menjadi perpecahan,” tegas Prabowo.
Dikatakan sosok bertubuh gempal ini, pentingnya persatuan yang senantiasa ia gaungkan tak lepas dari suara-suara rakyat yang ia tangkap ketika berkesempatan turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Baik secara pribadi, semasa kampanye maupun ketika bertugas sebagai Menteri Pertahanan RI.
”Di seluruh tempat yang kami datangi, rakyat selalu mengatakan, rakyat ingin kerukunan di antara pemimpin-pemimpinnya, rakyat ingin kesejukan, Bangsa Indonesia adat kami, tradisi kami, ajaran orang tua kami adalah tidak mencari permusuhan, tapi kita mencari kekeluargaan, persaudaraan. Ini adat, budaya kita, rakyat Indonesia tidak suka saling menjelek-jelekkan, tidak suka saling menghujat. Ajaran orang tua kami, nenek moyang kami adalah mikul dhuwur mendhem jero, yang artinya mengangkat yang baik dan meninggalkan atau memendam yang kurang baik. Sebagai bangsa yang bermartabat, sebagai bangsa yang dewasa, sekarang sebagai bangsa yang menjadi panutan bangsa-bangsa lain, mari kita bersyukur, mari kita berterima kasih kepada pendiri-pendiri bangsa kita, mari kita berterima kasih pada presiden-presiden yang kita miliki selama ini,” tegasnya bijak.
Dalam setiap kesempatan, Prabowo mengajak masyarakat untuk tidak ikut menyebarkan berita ataupun informasi yang belum pasti kebenarannya. Karena boleh jadi, hal tersebut sengaja dihembuskan orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan perpecahan bangsa ini.
”Sebagai negara besar dan kaya, Indonesia kerap membuat kekuatan-kekuatan lain iri. Karena itu kita harus kompak, kita harus bersatu dan rukun. Saya, Mas Gibran dan Koalisi Indonesia Maju, kami akan bekerja sekeras tenaga untuk merajut, untuk mengajak, untuk menjalin kerukunan, persatuan, kekeluargaan, kekompakan, kolaborasi untuk rakyat Indonesia,” tambah Prabowo, yang mengaku mendapat energi positif untuk mampu menghilangkan rasa lelah setiap kali bertemu masyarakat.
Membangun Bangsa Dimulai dari Perbaikan Gizi
Salah satu program kerja yang digaungkan Prabowo-Gibran selama masa kampanye adalah Makan Siang Gratis bagi ibu hamil dan anak sekolah. Hal ini tak lepas dari pengamatan Prabowo yang menyakini pentingnya ketahanan pangan bagi stabilitas nasional.
”Sejak kecil, dalam keluarga saya tidak boleh meninggalkan makan, kami sangat menghargai makanan. Jadi saya pikir itu adalah langkah strategis untuk membangun suatu bangsa. Jadi rakyat mulai dari anak-anak harus sehat itu dimulai dengan gizi yang baik, jadi harus kita lakukan,” tutur Prabowo.
Semasa menjadi tentara, Prabowo bahkan tak segan mengecek asupan makanan yang disediakan untuk anak buahnya. “Kalau Anda mau jadi pemimpin yang baik, cek makan, urus makan. Sama dengan Negara ini kalau pangannya tidak terjamin dengan baik maka akan bubar, Pemimpin yang baik itu harus banyak ilmunya, versinya. Jadi selama ini saya kira yang penting adalah saya belajar tapi saya coba melaksanakannya yaitu Pemimpin harus memperjuangkan kepentingan yang besar, kepentingan rakyat yang paling utama,” tegas Prabowo
1000 Kawan Terlalu Sedikit, Satu Musuh Terlalu Banyak
Ajakan persatuan yang didengungkan Prabowo kepada seluruh elemen bangsa, baik Paslon 01 dan 03 serta pendukung mereka, bukan tanpa alasan. Ia yakin permusuhan hanya akan membuang energi yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih positif. Prabowo pun mengungkapkan bahwa selama hidupnya, ia memegang teguh filosofi kuno yang mengajarkan pentingnya memiliki banyak kawan dan menjauhi sikap membenci. Baginya, persahabatan lebih berharga daripada memiliki banyak musuh.
”Bagi saya 1000 kawan terlalu sedikit, tapi 1 musuh terlalu banyak. Indonesia adalah rumah bagi seluruh rakyatnya. Sehingga perbedaan dalam pilihan dan pendapat adalah hal yang wajar. Yang penting adalah kesatuan sebagai satu keluarga besar, yaitu keluarga Indonesia,” tekannya.
Dalam konteks kebijakan politik luar negeri, Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia tidak memihak pada blok mana pun, sesuai dengan tradisi non-blok yang telah dijunjung tinggi sejak pendiri-pendiri bangsa. Menurut Prabowo, kebijakan terbaik dalam politik luar negeri adalah menjadi tetangga yang baik bagi negara-negara tetangga. Ia menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik dan memperjuangkan kepentingan bersama.
Jenderal yang familiar dengan sebutan 08, dan baru-baru ini mendapatkan gelar kehormatan Datuk Seri Darjah Gemilang Seri Melaka (Kehormat) atau DGSM dari Negeri Melaka, Malaysia, menegaskan bahwa negara harus mempertahankan kebebasan dan aktif dalam hubungan internasional tanpa harus terjebak dalam konflik atau bermusuhan dengan negara lain. Dalam konteks hubungan dengan negara-negara tetangga, ia menekankan pentingnya mempraktikkan kebijakan tetangga yang baik sebagai upaya menjaga perdamaian dan kestabilan di kawasan sekitar.