Profil

Dr. Fully Handayani Ridwan, S.H., M.Kn, Optimalkan Manfaat Teknologi Informasi untuk Inovasi dan Kreativitas

MajalahKebaya.com, Jakarta – Kemudahan mendapatkan informasi dan keterampilan di era digital mendorong masyarakat untuk membuka mata pada perubahan yang terjadi dengan cara-cara kreatif dan inovasi. Menurut Dr. Fully Handayani Ridwan, S.H., M.Kn situasi ini menjadi penting agar semakin peduli terhadap lingkungan, negara dan dunia. Masyarakat seharusnya bersyukur dengan kemudahan teknologi informasi yang ada, tetapi tetap bijaksana dalam memilah informasi agar tidak terjebak informasi palsu dan hati-hati dengan dunia maya, karena banyak kasus yang merugikan masyarakat. Seperti peretasan (hackers), ujaran kebencian (haters), penipuan, tindak kriminal dan pencurian data pribadi (scammer).

“Profesi apa pun menuntut kita untuk lebih cerdas dalam mengolah informasi yang ada. Dengan pemikiran positif dan pentingnya meningkatkan kualitas diri menjadi hal utama. Maka kita harus bijak menggunakan teknologi khususnya media sosial. Hati-hati tidak perlu semua kehidupan diceritakan atau di-share di social media. Bijaksana dengan belanja online dan jangan tertipu dengan pinjol.

Dr. Fully, sapaan akrabnya, adalah seorang dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan juga menjalani kesibukan sebagai Notaris & PPAT di Kabupaten Tangerang. Sebagai seorang pendidik, ia sudah menyelesaikan program Doktoral yang merupakan jenjang pendidikan tertinggi secara akademik. Namun ia ingin mencapai gelar Guru Besar sebagai bentuk pengabdian tertinggi. Sebagai seorang dosen atau pendidik ia memanfaatkan platform digital untuk kegiatan belajar dan mengajar melalui Youtube, Zoom Meeting, G-Meet dan Microsoft Teams.

Sebagai Notaris dan PPAT, Dr. Fully juga memberikan sosialisasi melalui webinar dengan platform digital dan meeting dapat dilakukan secara online. Dokumen penting juga dapat diproses secara online melalui soft copy, namun untuk mempertahankan agar tidak melanggar asas kehati-hatian maka tanda tangan secara langsung tetap dilakukan sebagai syarat terpenuhinya akta otentik dan pemenuhan UUJN (Undang-Undang Jabatan Notaris).

Perempuan Indonesia Harus Berdaya. Kemajuan teknologi informasi seharusnya tidak menghambat perempuan Indonesia untuk semakin berjaya dan berdaya. Dr. Fully mengungkapkan, seringkali perempuan dianggap tidak cakap, tidak mampu, dianggap sebelah mata oleh orang-orang yang patriarkis. Perempuan dianggap tidak cocok menjadi pemimpin karena dianggap terlalu banyak menggunakan perasaan dibanding logika. Padahal banyak perempuan hebat yang sudah menunjukkan kemampuannya.

Tantangan selanjutnya adalah perempuan Indonesia selalu dikaitkan dengan urusan dapur, sumur dan kasur serta tidak boleh melebihi kemampuan suami, tidak boleh berbeda pendapat dengan suami karena dinilai tidak taat. Mindset seperti ini yang harus diubah dari budaya yang kita miliki. Perempuan Indonesia juga sering dianggap lemah dan tidak boleh mengerjakan bidang ‘laki-laki’.

Memahami setiap perubahan yang terjadi, perempuan harus cerdas dengan kemampuan ilmu dan teknologi. Tidak gaptek dan mampu memanfaatkan teknologi dengan baik. Tugas perempuan yang sudah menjadi ibu adalah madrasah utama untuk anak-anaknya. Jadi perempuan dituntut menjadi orang yang cerdas, update informasi dan mampu menggunakan teknologi dengan baik serta memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

“Secara sosial dengan globalisasi dan kebebasan informasi seharusnya kita punya filter di diri sendiri. Secara budaya, seharusnya kita bangga akan budaya Indonesia sendiri dan tidak mudah terpengaruh budaya asing karena berbahaya untuk karakter bangsa. Justru seharusnya generasi millenial sampai generasi Alpha ini yang melek teknologi bisa menjadi role model untuk memanfaatkan teknologi informasi.  Misalnya memberdayakan UMKM melalui platform dan edukasi digital. Hal ini terbukti saat pandemi Covid-19 di tahun 2020-2022, ekonomi kreatif bertumbuh melalui usaha online.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top