Profil

Alawiyah Alatas, Sociopreneur, Founder dan Ketua Umum Melati Putri Pertiwi

MajalahKebaya.com, Jakarta – Jiwa sosial yang tinggi dan rasa empati yang tertanam kuat dalam diri wanita cantik pengusaha sukses Ala Alatas, menggerakkan hatinya untuk mendirikan Melati Putri Pertiwi atau disingkat MPP. Sebuah organisasi yang difokuskan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial, peduli sesama terutama mereka yang ditinggalkan atau diabaikan seperti lansia dan anak-anak terlantar, dan juga untuk melestarikan budaya yang mulai ditinggalkan di era modern saat ini.

Saat ini Melati Putri Pertiwi sudah menjadi sebuah organisasi yang besar dengan manajemen yang tertata rapi. Ala sebagai Ketua Umum, sedangkan di jajaran Pembina ada Ibu Hana Hasanah Shahab (Hana Fadil), Ibu DR Dewi Motik, Ibu Nita Yudi (Ketua Umum DPP IWAPI); di jajaran Penasehat ada Ibu Nur Asia Uno, Ibu Lisa Ayodia (Founder Yayasan Duta Indonesia Maju), Ibu Miranda Gultom; dan Ibu Alinda Salim sebagai Pengawas, serta Ibu Yustina sebagai Bendahara Umum dan Ibu Fatma Nisa sebagai Sekjen.

“Awalnya saya mendirikan Melati Putri Pertiwi, pada tahun 2015, hanya beranggotakan keluarga sendiri dan orang-orang terdekat saya. Anggotanya hanya sedikit. Tapi sekarang Alhamdulillah kurang lebih sudah memiliki 90 orang anggota, yang terdiri dari banyak pemimpin-pemimpin organisasi lain yang dikumpulkan menjadi satu dalam organisasi yang lebih solid untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Komunitas atau organisasi ini didirikan untuk memperhatikan mereka yang terabaikan seperti lansia yang sering dilupakan orang, jarang dikunjungi baik oleh keluarganya sendiri maupun kerabat, ketika mereka berada di panti jompo. Selain itu, MPP juga memiliki visi misi untuk melestarikan budaya yang mulai ditinggalkan,” jelas Ala.

Aksi dan kiprah Ala kemudian menjadi inspirasi yang menggerakkan rekan-rekannya, baik secara personal maupun lewat komunitas masing-masing, untuk melakukan hal serupa. “Dulu komunitas saya adalah yang pertama mendatangi panti-panti jompo, mengajak para lansia untuk merayakan 17 Agustusan bersama, atau berlebaran bersama. Alhamdulillah setelah saya melakukan itu, rekan-rekan saya juga melakukan hal yang sama ke panti-panti jompo.”

Tidak berhenti hanya di panti-panti jompo, MPP juga selalu memperhatikan anak-anak yang terlantar. “Kami datangi tempat-tempat kumuh di mana pun itu anak-anaknya dan orangtuanya, untuk memberikan kasih sayang dan perhatian bagi mereka. Kami mendata pendidikan apa saja yang sudah anak-anak ini dapatkan, sekolah atau tidak, kalau yang beragama Islam saya tanya bisa ngaji atau tidak, jadi mendalami sampai di mana pendidikan anak-anak ini. Lalu bagi yang sepuh-sepuh juga kami Tanya dan bantu, apa saja kekurangannya, apa saja yang diperlukannya. Selain itu, kami juga selalu berpartisipasi membantu korban-korban bencana alam di beberapa tempat,” ungkap Ala.

Saat ini Ala memiliki banyak anak-anak asuh. Ia menyiapkan ruang kelas bagi mereka untuk belajar dan sekolah dengan mendatangkan guru-guru. Dan, keinginan yang sudah lama diniatkan dalam hatinya, ke depan Ala berencana membuat sekolah untuk anak-anak terlantar. Ia juga ingin memiliki tempat khusus untuk menaungi para sesepuh. “Untuk tempatnya sudah ada cuma belum cukup rejekinya,” ucap Ala yang senang menghabiskan me time dengan berzikir, dan bermain bersama cucu di rumah, yang membuatnya selalu tersenyum bahagia.

MPP juga aktif ikut serta dan bersama Kementerian Sosial dalam program-program peduli sesama, seperti kegiatan sosial dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). MPP pun sering mendapat penghargaan-penghargaan dalam bidang sosial HKSN dari Kementerian Sosial.

Kebaya Nasional, Warisan yang Harus Dilestarikan

Suatu kebanggaan yang luar biasa bagi Ala Alatas, MPP bisa menjadi inisiator dan penyelenggara acara Perempuan Berkebaya untuk menyambut dan memeriahkan Hari Kebaya Nasional. Acara kolosal ini digelar dengan meriah di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada 24 Juli 2024, dengan menghadirkan sekitar 7.000 perempuan berkebaya yang berpartisipasi merayakan kekayaan budaya bangsa.

Event ini sejalan dengan misi MPP yaitu melestarikan budaya, dan kebaya adalah budaya nasional yang perlu kita jaga.. kita lestarikan, perlu kita kokohkan menjadi milik Indonesia maka kita ikut serta dalam merayakan Hari Kebaya Nasional yang pertama ini. Ini adalah momen bersejarah,” bangga Ala.

Sejak lama memang MPP sudah konsen dan fokus dalam kegiatan pelestarian budaya bangsa, baik lewat program-prgram organisasi maupun ikut serta dan kerja sama dengan Kementerian-Kementerian, terutama dalam kegiatan-kegiatan yang terkait bidang sosial dan budaya. Seperti kerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk mengangkat dan melestarikan Budaya Betawi. Ala sangat menyadari dan prihatin melihat besarnya pengaruh modernisasi dan globalisasi terhadap gaya hidup masyarakat yang cenderung melupakan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Karena itu, Melati Putri Pertiwi secara khusus menetapkan visi dan misi untuk melestarikan budaya yang terlupakan.

Orang Tua Jadi Role Model

Ala memiliki jiwa sosial yang tinggi karena didikan orang tua sejak kecil. Ia selalu dididik untuk memiliki kepedulian kepada sesama dan berjiwa sosial, seperti dicontohkan orangtuanya. Sejak masih kanan-kanak ia terbiasa melakukan kegiatan berbagi kepada anak-anak lain yang kekurangan, atau kadang membahagiakan anak-anak dengan memanggil mereka ke rumah.

Role model saya adalah ayah saya, dulu beliau kalau datang ke tempat anak-anak kecil pasti dikerubungi anak-anak itu, begitu pun dengan perempuan-perempuan tua juga selalu dikerubungi.. jadi itu lah ayah saya, seorang Guru Besar ahli dalam bidang agama, ketika murid-muridnya datang untuk belajar, Ayah justru yang memberikan ongkos, memberi mereka makan, memberi hadiah agar mereka mau belajar, jadi bukan murid yang bayar. Itu satu pelajaran yang sangat bermanfaat untuk saya. Lalu dalam bidang bisnis, karena dulu Ayah seorang kontraktor, beliau sering mengajak saya ikut dengannya ke tempat kerja. Ayah mengenalkan saya tentang ini itu yang terkait bisnisnya, dan hal-hal tersebut sangat terpatri dalam benak saya sampai sekarang sehingga saya pun mengikuti jejak Ayah berbisnis property, karena saya paham betul,” tutur ibunda dari Selvi Salavia, Tasyi Athasyia, dan Tasya Farasya ini mengenang.

Semangat berbagi ini kemudian menular pada saudara-saudara dekat, lalu terus berlanjut lagi ke saudara-saudara yang jauh, dan terus merambat ke teman-teman Ala ikut bergabung, sehingga dari waktu ke waktu terus bertambah semakin banyak. “Jadi memang sebenarnya dari kecil saya sudah suka berbagi dan membahagiakan orang, karena dengan orang bahagia itu sudah menjadi kebahagiaan untuk saya. Karena saya memikirkan saya bakal tua, saya juga butuh perhatian dari yang muda. Orang sepuh kan butuh perhatian dari yang muda, jadi saya memang sekarang sangat fokus kepada lansia. Sehingga visi misi kita adalah tetap semangat di hari tua, tetap bahagia di hari tua, tetap berjuang untuk yang tua.”

Ala merasa miris dan trenyuh melihat nasib banyak lansia, yang tidak mendapatkan perhatian bahkan tidak dipedulikan dan ditelantarkan oleh keluarganya. “Yang miris adalah orang-orang yang membiarkan orangtuanya dilepas begitu aja, padahal di sana banyak juga yang tadinya orang berada, orang terhormat, anaknya juga orang terpandang, tapi mereka membuang begitu saja. Kalau yayasan untuk lansia itu sudah sangat bagus, sangat terpelihara, menurut saya sudah cukup untuk dinaungi karena ada tempat tidur, tempat tinggal, ada dokternya, dikasih makan, ada yang merawat dan menjaga.”

Bagi Ala, merawat dan menghormati orang tua adalah kewajiban setiap orang karena merupakan perintah dari Allah SWT. “Karena itu, selama orang tua kita masih ada sayangilah, rawat, jaga, penuhi segala keinginannya, kebutuhannya karena itu salah satu perintah dari Allah, setelah kita taat kepada Allah maka kita wajib berbakti kepada orang tua, itu satu kewajiban dari dan untuk kita. Jangan buang kesempatan emas ini karena menyayangi, memenuhi kebutuhan orang tua, merawat, membuat bahagia orang tua adalah poin emas yang kita dapatkan di dunia dan di akhirat, jadi jangan buang poin emas ini. Kesempatan ini tidak datang dua kali. Dulu waktu ibu saya masih ada saya menyesal sekali karena saya sering sibuk walaupun Alhamdulillah cukup tapi setelah ditinggal tetap merasa kurang. Kalau yang masih ada orang tua maka berlomba-lomba lah sebelum kepada orang lain karena percuma berbuat baik pada orang lain tapi kepada orang tua sendiri tidak baik itu tidak ada manfaatnya,” tegas Ala.

Lahir dari ketulusan hati mengabdikan diri untuk peduli dan membantu sesama, Ala pun meniatkan Yayasan yang didirikannya, yang menaungi MPP, hanya untuk kebersamaan bukan untuk mengumpulkan atau meminta dana dari anggota atau pihak lain dalam setiap kegiatan sosial yang dilakukan. “Jadi memang 90% pembiayaan dari saya sendiri, jadi sudah menjadi konsekuensi saya karena memang sejak awal sudah ikhlas.”

Sociopreneur Sukses

Sosok ramah dan selalu menebar aura positif kepada lingkungan sekitar ini adalah President Director Tifar Admanco dan Komisaris Tifar Holding Company. Kiprah dan pengalaman Ala Alatas dalam dunia bisnis terbilang luar biasa. Bersama anak dan keluarga dekat, ia mendirikan berbagai usaha bisnis  di bawah bendera Tifar Holding yang mencangkup anak perusahaan yang bergerak di bidang property, coal mining, manpower, supplier, medical center, tour & travel, ketenagakerjaan dan beberapa perusahaan di Malaysia.

Kejujuran dan komitmen yang tinggi dibarengi kerja keras, fokus, bertanggung jawab dan berdoa adalah kunci sukses Ala dalam menjalankan roda bisnisnya yang semakin menggurita. “Kunci sukses bagi saya itu adalah kejujuran dan tanpa lelah, jangan menyerah, teruslah berusaha untuk menjadi orang yang baik dan jujur.”

Strategi bisnis yang dijalankan wanita yang hobi shopping, traveling dan fashion ini adalah melakukan riset bisnis tiada henti, membaca potensi pasar, merancang business plan, melakukan langkah nyata (action), berbagi manfaat serta selalu berikhtiar dan berdoa. Semua dilakukan Ala dengan kesungguhan hati dan merasa yakin untuk bisa menggapai semua harapan.  Terbukti saat ini, Tifar Holding sukses besar di bisnis property dengan membangun hotel, apartemen dan perumahan, seperti property yang berloaksi di Pecatu Adyana Bali, Cimaja Palm Beach dan Lembah Halimun Sukabumi. Tifar Holding juga memiliki medical center untuk umum dan medical chek up untuk para pekerja yang diberangkatkan ke luar negeri.

Wanita Merdeka Tetap Prioritaskan Keluarga

Menurut Ala, wanita harus bisa mandiri dalam segala hal, juga dalam hal keuangan. Wanita harus mampu berpijak di kaki sendiri dengan bekerja dan berkreativitas yang merupakan anegerah dari Allah, untuk menjadi pribadi yang mandiri, berdaya, dan sejahtera.

Namun bagi Ala, meskipun sudah meraih kesuksesan yang tinggi, baik dalam karier maupun bisnis, seorang perempuan harus tetap monomor-satukan keluarga. Ala selalu memprioritaskan keluarga, seluruh jiwa dan raganya diberikan untuk kebahagiaan dan masa depan buah hatinya, karena keluarga adalah segalanya. Karena itu, penyuka warna ungu dan hitam yang mempunyai aktivitas luar biasa padat ini, harus pintar membagi waktu antara keluarga, sosial, dan pekerjaan, sehingga semuanya bisa seiring sejalan dan balance.

Kepada anak-anaknya, Ala selalu menanamkan pola asuh merendah dan mencintai sesama. Seringkali ia membawa anak-anaknya saat melakukan bakti sosial maupun saat terjun langsung memberikan bantuan kepada kaum dhuafa. Begitupun dalam hal pekerjaan, ia menanamkan semangat dan etos kerja yang baik agar keberhasilan yang diraih bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi banyak orang.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top