Profil

Dra. Hj. Tina Nur Alam, M.M, Memperjuangkan Masyarakat Kecil Selalu Menjadi Prioritas dalam Berbagai Lini Pembangunan

MajalahKebaya.com, Jakarta – Mendedikasikan diri sepenuhnya untuk mengabdi pada negara, memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, sudah menjadi pilihan dan jalan karier Dra. Hj. Tina Asnawati, M.M. Wanita cantik dan smart yang lebih popular dengan nama Hj. Tina Nur Alam ini, kini terhitung sudah empat tahun menjalankan amanah masyarakat Sulawesi Tenggara pada periode kedua kalinya, sebagai Anggota DPR RI (2019-2024).

“Saat ini saya masih menjalani rutinitas sebagai Anggota DPR RI di Komisi X. Hampir separuh kegiatan saya setiap hari berkaitan dengan posisi saya sebagai Wakil Rakyat. Ini sudah menjadi kontrak saya dengan masyarakat selama lima tahun untuk benar-benar konsisten memperjuangkan kebutuhan masyarakat Indonesia di tingkat legislatif, khususnya di daerah pemilihan Sulawesi Tenggara,” ucap wanita kelahiran Kendari, 23 Maret ini.

Oleh karena itu, agenda rutinnya tidak jauh berbeda selama beberapa tahun ini. Tina, sapaan akrabnya, mengoptimalkan turun ke daerah pemilihan dan sejumlah daerah di Indonesia untuk menyerap aspirasi, lalu kembali lagi ke pusat membawa aspirasi, dan balik lagi ke masyarakat merealisasikan aspirasi. Selain itu, berbagai agenda rapat di DPR menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan hariannya. Utamanya untuk merealisasikan fungsi DPR, yaitu fungsi legislasi dalam membuat regulasi dalam hal ini Undang-Undang, sampai fungsi anggaran yang berpihak ke masyarakat, serta mengontrol kinerja pemerintah agar berada pada jalur yang dibutuhkan rakyat Indonesia.

 Terjun ke Politik Agar Semakin Bermanfaat Bagi Orang Banyak. Tahun 2023 adalah tahun keempat pada periode kedua Tina mengemban amanah dari masyarakat. Artinya sudah delapan tahun rutinitasnya berhubungan dengan kepentingan orang banyak melalui amanah yang dititipkan. Ia pun paham betul, masyarakat yang memilihnya melalui proses demokrasi menaruh harapan besar bagi kesejahteraan, kemajuan, dan peningkatan daya saing. “Mereka percaya bahwa saya layak untuk mewakili mereka. Oleh karena itu, selalu saya katakan, kepercayaan yang diberikan ini tidak akan saya sia-siakan, apalagi dalam agama saya amanah mutlak ditunaikan, Insyaa Allah dengan bimbingan Allah SWT,” tekad istri dari Dr. H. Nur Alam SE, Msi, Gubernur Sulawesi Tenggara periode 2008-2013 dan periode 2013-2018 ini.

Tina pun menanamkan mindset pada dirinya, bahwa apapun bentuk kebaikan yang diberikan kepada orang lain akan memberi efek kebaikan pula kepada diri sendiri. Sehingga, jalur politik yang ia jalani saat ini memberi peluang besar untuk semakin bermanfaat kepada orang lain. Tina inginkan masyarakat kecil selalu prioritas dalam berbagai lini pembangunan di negeri ini. Melalui kebijakan dan regulasi yang ada, ia membuat dan merealisasikan program yang benar-benar menyentuh langsung masyarakat.

Fokus pada Peningkatan Kualitas SDM. Pada tahun 2023 ini Tina masih fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Ia berupaya agar program bantuan pembiayaan pendidikan bagi siswa yang berada pada posisi marginal semakin maksimal. Termasuk peningkatan fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah. Begitu juga dengan pemberdayaan pemuda yang mesti mendapatkan perhatian agar semakin produktif. Tina juga mengupayakan agar pelaku seni, budaya, dan pelaku ekonomi kreatif mendapatkan porsi yang optimal dalam mendapatkan akses bimbingan maupun modal usaha dari pemerintah sehingga mereka memberi support terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Tina, sebagaimana diketahui bersama bahwa pengembangan sumber daya manusia sangat memiliki posisi yang sentral dalam pembangunan. Negara yang memiliki generasi cerdas, sehat, unggul, dan memiliki daya saing tentu akan mencapai tujuan pembangunan yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

“Pada periode kedua ini, sejak tahun 2019 hingga tahun 2022, program aspirasi saya telah memberikan 75.000 beasiswa kepada siswa SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB, di daerah pemilihan Sulawesi Tenggara dan sejumlah daerah di Indonesia. Kemudian, memberikan beasiswa kuliah gratis bagi 2.000 mahasiswa. Ada juga program bantuan sarana dan prasarana untuk sekolah berupa pembagian ratusan unit laptop dan bantuan rehabilitasi sekolah, bantuan peralatan olahraga untuk siswa SD, SMP, SMA, dan untuk masyarakat umum. Saya juga memberikan bantuan dukungan pendidikan untuk santri pondok pesantren dan penghafal Al-Qur’an,” beber Tina.

Selain itu, Tina juga memberikan bantuan ribuan buku bacaan untuk perpustakaan mandiri yang dikelola komunitas dalam membina anak-anak pesisir, memberikan bantuan penyelenggaraan seminar dan lomba keolahragaan, serta bantuan sosial bagi masyarakat prasejahtera. Ia juga bersyukur bisa memberikan bantuan bimbingan kepada pelaku ekonomi kreatif, bantuan modal usaha untuk pemuda dan wirausaha muda, serta bantuan kepada komunitas seni dan budaya.

Selama menjalankan tugas sebagai anggota DPR RI, Tina bersama anggota Komisi X telah mengesahkan Undang-Undang Keolahragaan menggantikan UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional serta mengesahkan UU tentang Pendidikan dan Layanan Psikologi.

Perempuan Memiliki Kemampuan yang Mumpuni dan Bisa Diandalkan

Sejak terpilih menjadi anggota legislatif perempuan dan menjadi satu-satunya perempuan dari enam anggota legislatif yang mewakili daerah pemilihan, Tina semakin yakin dan optimis bahwa perempuan pun memiliki kemampuan mumpuni. Memiliki kesetaraan dengan laki-laki tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang ibu. Baik itu dalam hal kepemimpinan maupun sebagai pelaku pembangunan bangsa.

Oleh karena itu, Tina terus berharap agar perempuan-perempuan Indonesia memiliki wawasan yang luas, mandiri, dan kompetitif. Pada berbagai kesempatan bertemu dengan komunitas perempuan atau pun kelompok pemuda, ia selalu sampaikan agar perempuan bisa menunjukkan kualitasnya serta menunjukkan kiprahnya di berbagai bidang kehidupan. Baik itu di bidang pemerintahan, pendidikan, ekonomi, sosial, agama, maupun bidang budaya.

Melalui kemajuan berfikir dan keberanian, lanjut Tina, keterlibatan perempuan pada posisi-posisi tertentu sangatlah diharapkan. Dengan begitu, perempuan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang lemah tetapi juga memiliki peran yang amat besar terhadap majunya bangsa ini.

Apalagi di era digital saat ini, Tina menegaskan, banyak sekali platform teknologi yang dapat mendukung hal itu. Era digital seperti ini membawa kita memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Kita menggunakan teknologi untuk mempermudah melakukan apapun tugas dan pekerjaan. Dengan demikian, peradaban yang muncul karena teknologi ini menjadi peluang yang baik untuk semua orang.

Negara Kuat Kalau Perempuannya Kuat dan Cerdas. Tina selalu menekankan bahwa perempuan mestinya memiliki peran yang besar di era digital. Digitalisasi merupakan kenyataan yang harus dihadapi, karena teknologi informasi semakin canggih, zaman terus berkembang, maka dari itu perempuan pun harus memiliki pola pikir dan cara pandang yang realistis, namun tetap kreatif dan produktif.

“Perempuan tidak hanya membangun dirinya dan keluarga, tapi juga membangun masyarakat dan negara. Sebuah keluarga dan bangsa akan menjadi kuat dan berdaya jika perempuan di dalamnya juga kuat dan cerdas. Oleh karena itu, perempuan harus adaptif terhadap informasi teknologi yang semakin dinamis serta memanfaatkan peluang yang ada untuk mengaktualisasikan diri sehingga semakin berdaya saing, baik di ranah pribadi maupun ranah publik,” ucap wanita yang hobi membaca dan traveling ini.

Tidak bisa disangkal bahwa teknologi telah memasuki semua lini kehidupan. Menurut Tina, era digital menjadikan perempuan mesti semakin andal dalam segala hal. Bagi perempuan pelaku usaha, maka teknologi menjadi sentral untuk pengembangan usaha seperti peralihan pemasaran dari tradisional atau offline ke online atau jaringan media digital seperti e-commerce atau media sosial. Bahkan saat ini sudah dapat kita saksikan peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga dengan menawarkan jasa transportasi online, mengelola video blog berbayar dengan tutorial kecantikan dan memasak, hingga menjadi admin sebuah website.

Perempuan Penentu Generasi Penerus yang Berkualitas. Selain sebagai bekal utama untuk mengoptimalkan kontribusinya di ruang digital, perempuan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya, tentunya harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi agar dapat melaksanakan perannya dengan baik. Dengan demikian, diharapkan berdampak pada lahirnya generasi muda penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, namun juga berbudi pekerti yang baik.

Untuk itu, tegas Tina, sebagai role mode bagi anak-anaknya, perempuan di era digital mesti memiliki pemikiran terbuka, mau belajar dan mencoba hal-hal yang baru dengan tetap memerhatikan nilai-nilai etika yang berlaku sehingga dapat mengontrol dirinya sendiri dan menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan-permasalahan di era digital, serta mampu membimbing, mendidik, dan mendampingi anak-anaknya sebagai generasi muda masa depan bangsa.

Seperti pada masa pandemi Covid-19 yang lalu, perempuan khususnya ibu rumah tangga bisa merasakan pentingnya penguasaan teknologi. Anak-anak yang belajar dalam jaringan atau online memaksa para orang tua untuk ikut memahami penggunaan jaringan internet dalam belajar hingga penggunaan aplikasi-aplikasi digital dalam mendukung proses pembelajaran dari rumah.

“Teknologi pun mendukung pekerjaan perempuan. Tidak sedikit yang melakukan pekerjaannya beralih menjadi serba digital atau bekerja secara online atau virtual seperti menjadi dosen dan guru secara virtual, menjadi instruktur olahraga secara virtual, sampai memimpin rapat secara virtual. Hal ini menunjukkan banyak perempuan masa kini telah setara dengan laki-laki baik secara pendidikan, jabatan, dan peran di ruang publik. Di sisi lain, kemajuan teknologi mendukung perempuan meraih cita-cita dan mengukir prestasi. Begitu banyak keterampilan digital yang dapat melahirkan prestasi. Dibutuhkan penguatan wawasan mengenai perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini,” tekan Tina.

Peluang dan Tantangan Perempuan di Era Digital

Menurut Tina, tantangan perempuan pada era digital ini, di antaranya adalah kualitas sumber daya manusia, kesenjangan penguasaan literasi digital, dan dampak negatif teknologi. Banyak perempuan khususnya di luar perkotaan yang masih jauh dari literasi digital. Dengan demikian, kehadiran teknologi yang pada sisi lain berdampak positif tidak bisa sepenuhnya dimanfaatkan. Padahal perempuan di era digital diharapkan dapat berinovasi, berjejaring dan terkoneksi secara global.

Perempuan memiliki hak dalam bidang media digital dan harus memiliki kemampuan literasi digital agar terhindar dari berbagai masalah seperti kebocoran data pribadi, penipuan online, kekerasan seksual online dan juga berbagai keamanan digital lainnya sehingga di sini perempuan dapat mengambil alih peranan menjadi penjaga agar aman dirinya sendiri, keluarga maupun orang lain.

Di sisi lain, teknologi digital masa kini yang semakin canggih menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam aktivitas. Siapapun telah dimudahkan dalam melakukan akses terhadap informasi melalui banyak cara, serta dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas, namun dampak negatif mengancam. Tindak kejahatan mudah terfasilitasi, beberapa game online dapat merusak mental generasi muda, pornografi, dan pelanggaran hak cipta mudah dilakukan.

Kemudian juga, kemerosotan moral di kalangan masyarakat khususnya remaja dan pelajar menjadi salah satu tantangan sosial budaya yang serius. Pola interaksi antar orang berubah dengan kehadiran teknologi yang membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar tanpa harus bersosialisasi langsung.

“Sehingga menurut saya, penting untuk membuat regulasi terkait dengan penguatan literasi digital bagi perempuan khususnya generasi muda. Dengan begitu, perkembangan teknologi digital bisa menjangkau semua kalangan. Di samping itu, pola pendidikan karakter dari keluarga harus diutamakan. Begitu pula di sekolah, kurikulum pendidikan karakter harus dikaitkan di semua subjek pembelajaran sehingga dampak negatif teknologi bisa diminimalisasi. Akses pendidikan bagi perempuan sangat besar perannya karena perempuan menjadi pendidik utama bagi anaknya di dalam keluarga,” jelas Tina.

Selain tantangan, Tina melihat banyak manfaat dan peluang yang bisa diambil di era digital ini. Teknologi digital sangat membantu dalam berbagai aktivitas pekerjaan. Salah satunya memudahkan dirinya dalam kegiatan rapat secara virtual. Dengan begitu, ia tidak harus absen rapat jika berada di luar jangkauan tempat rapat secara langsung. Hal ini sangat penting karena agenda di DPR cukup banyak pertemuan rapat, baik rapat internal komisi, rapat bersama mitra eksekutif, atau pun rapat dengar pendapat. Begitu juga ketika diminta untuk membawakan kuliah umum atau sejenisnya secara virtual, baik di kampus maupun sekolah.

Selain itu, lanjut Tina, teknologi komputer yang semakin canggih memudahkan dirinya dalam membawa bahan rapat ke ruang rapat karena semuanya dapat diakses dalam satu dokumen di dalam smartphone atau komputer tablet. “Di era digital seperti saat ini, platform media sosial juga sangat membantu saya sebagai Wakil Rakyat dalam menyosialisasikan berbagai program maupun kegiatan. Hal ini penting agar masyarakat dapat melihat kinerja serta progres realisasi program yang telah dicanangkan sebelumnya.”

Bukan itu saja, bagi Tina, dengan kehadiran teknologi memudahkan dalam sosialisasi dengan masyarakat tanpa harus hadir secara langsung. Sehingga silaturahmi tetap terjaga meskipun secara virtual. Namun, tidak berarti teknologi tersebut menjadi pembatas untuk berkurangnya sosialisasi secara langsung. Fasilitas digital yang disiapkan ia jadikan hanya sebatas alternatif ketika memang benar-benar tidak bisa menjangkau kegiatan secara offline karena alasan-alasan tertentu.

Nilai positif yang juga tidak bisa dikesampingkan adalah kehadiran berbagai fitur atau aplikasi di smartphone yang mendukung pekerjaan. Misalnya menggunakan aplikasi pencari online untuk mendapatkan informasi apa saja yang dibutuhkan ataupun aplikasi translator yang memudahkan kita dalam translate bahasa apa saja ke bahasa yang lain.

“Di lingkungan keluarga, saya juga mengedukasi anak-anak selalu melek teknologi. Salah satunya dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi untuk mendukung kemudahan kegiatan keluarga,” tutup ibunda dari Sitya Giona Nur Alam, H. Muh. Radhan Al Gindo Nur Alam, dan Enozha Genastry Nur Alam ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top