MajalahKebaya.com, Jakarta – Kreativitas dan inovasi di era digital saat ini sangat penting karena memberikan nilai tambah bagi sebuah organisasi/institusi. Sebagai Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia berkontribusi dalam menghadirkan berbagai kreativitas dan inovasi berbasis teknologi yang mudah diakses, sehingga diharapkan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat pekerja.
Menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi yang sangat pesat di era digital saat ini, Roswita Nilakurnia atau akrab disapa Ochi, melakukan terobosan-terobosan penting dengan menciptakan berbagai layanan digital inovatif yang memberi kemudahan kepada para pekerja untuk mendapatkan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan. Ada JMO (Jamsostek Mobile), aplikasi E-PLKK (Aplikasi Elektronik Pusat Layanan Kecelakaan Kerja), platform LAPAK ASIK (Layanan Tanpa Kontak Fisik), E-Klaim PMI, hingga IJC (Inclusive Job Center) yaitu Portal Lowongan Pekerjaan Disabilitas.
Dalam wawancara khusus dengan Majalah Kebaya Indonesia di ruangan kerjanya yang nyaman beberapa waktu lalu, Ochi memaparkan pentingnya kreativitas dan inovasi di era digital saat ini karena memberikan nilai tambah bagi sebuah organisasi/institusi. “Kreativitas dan inovasi menjadi penting karena kita perlu melakukan adaptasi terhadap perubahan. Kreativitas dan inovasi akan membuka peluang baru, efisiensi dan produktivitas, dan preferensi masyarakat saat ini terhadap layanan digital,” papar wanita berkarakter tegas ini.
Inovasi-inovasi dan kreativitas yang dihadirkan Ochi tersebut, dilandasi rasa tanggung jawab yang besar untuk mengemban amanat Pemerintah kepada institusi BPJS Ketenagakerjaan untuk melindungi seluruh pekerja. Lima program perlindungan utama untuk seluruh pekerja adalah JHT (Jaminan Hari Tua), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), JKM (Jaminan Kematian), JP (Jaminan Pensiun), dan JKP (Jaminan Kehilangan Pekerjaan). Ochi yakin dengan inovasi dan kreativitas yang dilakukannya, kelima program ini akan terus berjalan dengan sukses ke depan.
Perjalanan Karier
Pencapaian karier Roswita Nilakurnia saat ini di BPJS Ketenagakerjaan merupakan passion-nya karena dapat memberikan makna dan kontribusi positif kepada masyarakat, khususnya para pekerja di Indonesia. Ia juga menjadi pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sejak tahun 1992 hingga sekarang.
Sebelumnya, Ochi pernah menjabat sebagai Managing Director RSM AAJ Batavia, Corporate Finance Advisor di tahun 1992-2006, Managing Director Corporate Finance & Investment Banking PT Overseas Securities tahun 2007-2008, Direktur Keuangan dan SDM PT Risna Karya Wardhani Mandiri tahun 2008-2009, Presiden Komisaris PT. Bank Agroniaga Tbk (BRI Agro) tahun 2009-2011, Komisaris PT. Bank Agroniaga Tbk (BRI Agro) tahun 2011-2017, Direktur Utama DAPENBUN (Dana Pensiun Perkebunan) tahun 2009-2017, Direktur Keuangan & SDM, PT Pulo Mas Jaya (JAKPRO Group) tahun 2017-2021.
Dorong Tingkatkan Innovation Index Bangsa
Ochi menegaskan, Innovation Index Indonesia harus terus ditingkatkan. Program-program BPJS Ketenagakerjaan, lanjutnya, merupakan upaya terus menerus untuk mendorong tingkatkan Indeks Inovasi sehingga tidak ketinggalan dari negara-negara lain yang sudah maju, seperti Swiss, Swedia, USA, yang menempati puncak indeks tertinggi, menurut data Global Innovation Index 2022 yang mengukur tingkat inovasi di berbagai negara, dengan karakteristik tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi dan memiliki ekonomi yang lebih maju dan teknologi digital yang lebih canggih.
Apalagi kalau mengacu pada data UNESCO yang menunjukkan bahwa industri kreatif menyumbang sekitar 3% dari PDB global dan menciptakan 29,5 juta pekerjaan di seluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa kreativitas adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi di era digital.
“Indonesia berdasarkan Global Innovation Index untuk pertama kalinya masuk pada kategori early sign terhadap inovasi di tahun 2022. Karena itu, pemanfaatan teknologi digital yang adaptif dan kreatif terus dilakukan dengan membuka peluang ekonomi baru, memperkuat komunitas, dan mempromosikan keberagaman budaya,” jelas Ochi.
Di bidang sosial, menurut Ochi, dengan penguatan identitas lokal, media sosial dan platform streaming dengan audiens hingga global. Juga dengan mengembangkan platform kolaborasi budaya yang memungkinkan seniman bekerja sama dalam proyek lintas budaya, serta mempromosikan budaya dan tradisi lokal dengan media digital, seperti film dan musik. Sedangkan di bidang ekonomi, teknologi digital untuk memasarkan produk-produk lokal ke pasar global, misalnya melalui e-commerce dan platform media sosial.
Ochi menilai daya kreativitas dan inovasi masyarakat kita saat ini masih perlu ditingkatkan. Pendidikan masih kurang mendukung kreativitas karena berfokus pada hafalan dan nilai akademis, kurangnya dukungan infrastruktur yang tidak merata, kurangnya riset dan pengembangan (R&D) karena investasi dalam penelitian dan pengembangan masih relatif rendah.
“Pemerintah perlu meningkatkan akses ke pendidikan dan pelatihan kreatif, pemberdayaan komunitas melalui teknologi, mendukung ekosistem startup, promosi budaya dan produk lokal, memperkuat kolaborasi internasional,” paparnya.
Peran dan Kontribusi Perempuan Semakin Besar
Dalam kaitannya dengan pemberdayaan perempuan, Ochi menilai perempuan memiliki keunggulan yang lebih teliti dan analisis yang lebih kuat. Dengan kemampuan analisis yang kuat, perempuan dapat lebih percaya diri dalam memberikan argumentasi menyampaikan data atas hasil analisis yang telah dilakukan.
Di bidang ekonomi, partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia sekitar 53% – 54%. Pada sektor UMKM, 53,76% pelakunya perempuan dan 97% pekerjanya pun perempuan, dengan kontribusinya terhadap PDB mencapai 61%, investasi 60%, dan ekspor 14,4%.
Di bidang sosial, Ochi melihat perempuan semakin memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan. Dari data BPS, persentase perempuan >15 tahun yang berhasil memperoleh ijazah Perguruan Tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Perempuan juga menjadi penggerak utama terkait kesehatan di dalam keluarga dan masyarakat. Sekitar 70 persen dari 1,2 juta tenaga medis di Indonesia adalah perempuan yang banyak menempati posisi Dokter Umum, Ahli Gizi, Dokter Spesialis Anak, Perawat, dan bantuan tenaga medis lainnya (Kemenkes, 2019).
Sementara itu di bidang Politik dan Pemerintahan, partisipasi Keterwakilan Perempuan di Partai Politik sudah terpenuhi sebesar 30% (sesuai UU Partai Politik), namun bagaimana calon legislatif perempuan bisa terpilih yang masih menjadi tantangan.
“Namun, partisipasi politik perempuan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan angka rata-rata global, jumlah perempuan Indonesia di Parlemen yang sekitar 22% sedangkan rata-rata global 26%,” jelasnya.
Menurut Ochi, BPJS Ketenagakerjaan berupaya untuk memberdayakan perempuan sehingga peran dan kontribusinya semakin besar. Antara lain dengan promosi kepemimpinan perempuan dengan mendorong dan memfasilitasi promosi perempuan ke posisi manajerial dan kepemimpinan, memastikan representasi yang seimbang di tingkat pengambilan keputusan. Selain itu dengan program Employee Empowerment dan Job Enrichment.
Sementara di sisi lain, kendala yang dihadapi perempuan di Indonesia dalam mengembangkan potensi diri terutama berkaitan dengan diskriminasi dan stereotip gender, serta beban ganda (tanggung jawab keluarga dan karier).
Menyikapi kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini, perempuan dihadapkan pada tantangan cukup berat yang harus dihadapi. Ochi menilai ada beberapa tantangan yang dihadapi antara lain keterbatasan akses perempuan di beberapa daerah terpencil dan pedesaan terhadap perangkat teknologi dan internet. Selain itu terkait literasi digital, keterampilan digital perempuan sering kali tertinggal dibandingkan laki-laki, menghambat mereka dalam memanfaatkan peluang di era digital. Solusinya dengan akses internet yang merata, program pendidikan dan pelatihan.
Tantangan lain dalam kesempatan kerja, dimana perempuan mungkin memiliki akses terbatas ke pekerjaan di sektor teknologi dan ekonomi digital. Berikutnya tantangan tanggung jawab rumah tangga, dimana perempuan sering kali harus menyeimbangkan antara pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan profesional, yang bisa menjadi lebih kompleks dengan adanya pekerjaan jarak jauh. Solusinya adalah mendorong partisipasi (Inisiatif Kewirausahaan) dalam ekonomi digital, fleksibilitas kerja.
“Di era digital ini perempuan harus lebih melek terhadap perkembangan teknologi/digital dan mampu menggunakan teknologi sebagai digital tools sebagai support dalam membantu pekerjaan,” terang Ochi.
Jadikan Kesulitan sebagai Pengalaman Berharga
Motivasi kuat Ochi untuk berkarier di BPJS Ketenagakerjaan didorong oleh keinginan untuk memberikan kontribusi dalam memastikan pekerja memiliki akses ke jaminan sosial yang layak, melindungi pekerja, memajukan kesejahteraan sosial, membangun system jaminan sosial ketenagakerjaan yang lebih baik, dan yang paling penting how to educate tentang manfaat jaminan sosial ketenagakerjaan kepada masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti.
“Saya ingin terus meningkatkan kualitas layanan kepada peserta dan memastikan bahwa program-program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dapat memberikan manfaat maksimal bagi pekerja dengan layanan yang Seamless Process, One Stop Solution, Customer Satisfaction untuk mencapai Customer Advocate dan Universal Coverage,” jelas wanita yang hobi traveling, menonton bioskop dan olahraga jogging ini.
Ochi juga ingin memberikan value added service kepada peserta melalui layanan JMO yang dapat memberikan produk tambahan yang dapat dirasakan oleh peserta, seperti pembelian SBN (Surat Berharga Negara) yang dapat mengedukasi finansial peserta, beberapa voucher promo yang dapat digunakan pada beberapa retail/food and baverage.
Semangat dan perjuangan Ochi untuk mensejahterakan pekerja terus berkobar dan tanpa lelah mendorong, mengedukasi, dan mengadvokasi masyarakat terkait semua persoalan ketenagakerjaan yang dihadapi. Karena bagi pengidola Margaret Thatcher ini, setiap kesulitan yang dihadapi ia jadikan pengalaman yang berharga. Dalam meniti karier, Ochi juga selalu berpedoman pada prinsip dan kiat sukses tidak mudah menyerah karena setiap pekerjaan pasti memiliki tantangan yang tidak mudah.